Biasanya jika menemukan kata berawalan F atau V, mereka seperti otomatis menggantinya dengan huruf P. Contohnya kata fitnah menjadi pitnah, voli menjadi poli, film menjadi pilem, foto menjadi poto dan favorit menjadi paporit.
Ketua Kelompok Studi Budaya (KSB) Sunda 'Rawayan', Agustin Purnawan mengatakan, alasan utama orang Sunda sulit melafalkan huruf F dan V adalah karena memang dalam literasi tulis maupun lisannya, tidak mengenal huruf atau lafal F dan V. Bahkan bukan hanya dua huruf itu saja.
"Orang Sunda tidak mengenal huruf atau lafal F, V, Q dan Z. Sebenarnya itu faktor kebiasaan saja, bukan mutlak tidak bisa," ujar Apun, begitu ia akrab disapa pada detikJabar.
Karena pada kenyataannya tidak semua orang Sunda kesulitan melafalkan kata dengan huruf-huruf tersebut. "Toh ketika dibiasakan melalui pendidikan dll, orang Sunda juga akhirnya bisa melafalkan f, terutama mereka yang belajar Quran, karena justru dalam huruf hijaiyah tidak ada huruf P, yang ada hanya F," tuturnya.
Apun menyatakan bahwa bukan hanya orang Sunda saja yang tidak terbiasa mengucapkan F dan V. Banyak juga masyarakat daerah lain yang juga tak mengenal huruf F, V, Q dan Z dalam literasi lisan dan tulis.
7. Nama yang diulang
Kebiasaan orang Sunda lainnya yakni memiliki nama yang diulang, seperti Hendra Suhendra, Wanan Gunawan, Yani Suryani, Yana Mulyana, Aep Aepullah, Ajat Sudrajat, Jaja Miharja dan Yayat Hidayat.
Selain itu, orang Sunda punya ciri khas nama yang Sunda banget seperti Asep, Euis, Imas, Kosasih, Jajang, Koswara, Tatang, Itoh, Entin, Lilis,