Iklan dempo dalam berita

Mitos atau Fakta Indonesia Dijajah Belanda Selama 350 Tahun? Sejarawan Keturunan Belanda Ungkap Ini

Mitos atau Fakta Indonesia Dijajah Belanda Selama 350 Tahun? Sejarawan Keturunan Belanda Ungkap Ini

Mitos atau Fakta Indonesia Dijajah Belanda Selama 350 Tahun? --Foto: ist

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Mitos atau fakta, terkait ungkapan bahwa Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun, yang saat ini masih menjadi perdebatan benarkah belanda-menjajah-indonesia selama itu? Atau, jangan-jangan itu hanya mitos belaka lantaran kita tak pernah mempertanyakan atau bahkan menguji kebenarannya? Yuk simak pembahasan menarik ini hingga tuntas.

Sudah puluhan tahun masyarakat Indonesia percaya pada mitos, bahwa Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun, tanpa ada yang dapat menjelaskan, kapan dimulainya penjajahan Belanda di Indonesia dan kapan berakhirnya.

BACA JUGA:Presiden Soekarno Menyebut Indonesia Dijajah Belanda Selama 350 Tahun, Benarkah? Ternyata Ini Sejarahnya

Indonesia dikatakan pernah dijajah selama 350 tahun. Namun, percaya atau tidak, sebenarnya hal itu hanya berupa mitos.

Menurut laman Historia, memang benar bapak pendiri bangsa kita Ir. Sukarno, pernah mengatakan, “Indonesia dijajah selama 350 tahun!”

Walau begitu, ucapan Bung Karno itu hanya untuk membangkitkan semangat rakyat Indonesia saat perang mempertahankan kemerdekaan menghadapi Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia pasca proklamasi.

BACA JUGA:Benarkah Belanda Menjajah Indonesia Selama 350 Tahun? Berikut Faktanya

Ucapan Bung Karno itu tidak lain adalah untuk membalas perkataan penguasa-penguasa Hindia Belanda, salah satunya Bonifacius Cornelis de Jonge, yang sempat dengan arogan berkelakar, “Belanda sudah berkuasa 300 tahun dan masih akan berkuasa 300 tahun lagi!”

Masa Penjajahan Belanda Menurut Sejarawan

Dalam buku Bukan 350 Tahun Dijajah yang ditulis oleh Prof. Mr. G. J. Resink, seorang sejarawan keturunan Belanda, juga dibantah kalau Indonesia pernah dijajah Belanda selama 350 tahun. 

BACA JUGA:Siang Malam Kerja Tanpa Upah, Ternyata Ada Dampak Positif Kerja Paksa Zaman Penjajah Belanda dan Jepang

Justru yang benar adalah sebaliknya, Belanda membutuhkan waktu sekitar 300 tahun untuk menaklukkan seluruh wilayah yang sekarang dikenal bernama Indonesia.

Kita kembali ke belakang jauh dulu kayaknya menarik nih untuk melihat 350 tahun sebelum kemerdekaan Indonesia itu sebenarnya terjadi apa saja.

Semuanya bermula dari tahun 1511, ketika bangsa Portugis berhasil menguasai Malaka, yang pada saat itu merupakan sebuah emporium (pusat perdagangan) yang menghubungkan perdagangan dari India dan Tiongkok. Menguasai Malaka membuat Portugis berhasil mengendalikan dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di sana.

BACA JUGA:Insinyur Belanda Temukan Batu bara, Itulah Tambang Ombilin yang Pertama di Indonesia

Setahun setelahnya, pelaut Portugis Afonso de Albuquerque mengirim sebuah armada ke tempat asal rempah-rempah di Maluku, tepatnya di Ternate. Di sana, Portugis membangun sebuah benteng untuk memantapkan kedudukannya dan sempat meluaskan pendudukannya ke Pulau Timor bagian timur.

Selama berada di Nusantara, Portugis meninggalkan banyak jejak keberadannya juga yang beberapa di antaranya masih bertahan hingga sekarang.

BACA JUGA:Dibangun Penjajah Belanda, 7 Bangunan Ini Sampai Sekarang Masih Digunakan, Berikut Daftarnya

Walau begitu, Portugis nggak bertahan lama di sana. Pada tahun 1575, Portugis memutuskan untuk pergi dari Nusantara untuk berdagang di Tiongkok. Hal itu dilakukan karena Portugis menganggap terlalu banyak persaingan dagang di Nusantara. Ditambah lagi, menurut mereka Nusantara itu terlalu luas.

Kapan Belanda Datang ke Indonesia?

Kalau dihitung dari tahun kemerdekaan Indonesia yakni 1945, terus dikurangi 350 tahun, itu artinya Belanda seharusnya tiba di Indonesia tahun 1595. Namun faktanya, pada tahun segitu belum ada ternyata bangsa Belanda yang tiba di Nusantara. Kerajaan-kerajaan di Nusantara masih adem ayem saja.

BACA JUGA:Cinta Soekarno dan Bule Belanda, Saat Apel Langsung Diusir, Kisahnya Berakhir Tragis

Kedatangan bangsa Belanda ke Nusantara baru terjadi pada 22 Juni 1596, yang mana kala itu ada total empat buah kapal Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Mereka berhasil merapat di Pelabuhan Banten.

Apakah ini awal penjajahan Belanda di Nusantara? Eits, perlu diketahui nih, waktu itu ekspedisi yang dipimpin Cornelis de Houtman tujuannya bukan untuk menjajah. Mereka datang untuk berdagang seperti halnya Portugis dan sama sekali nggak mewakili negara Belanda. Kedatangan de Houtman dan kawan-kawannya saat itu pun sempat ditolak oleh penguasa Banten karena de Houtman dianggap arogan.

BACA JUGA:Menkopolhukam dan Menkumham Temui Eks MAHID di Belanda Bahas Kewarganegaraan dan Repatriasi

Diusirlah mereka. Walau begitu, de Houtman dan rekan-rekannya cukup berjasa karena telah membuka jalur ekspedisi Belanda menuju Nusantara yang selama ini dirahasiakan oleh Portugis.

Dua tahun setelahnya, sekitar Mei 1598, ekspedisi Belanda lainnya tiba di Banten. Ekspedisi yang dipimpin oleh Jacob van Neck, van Heemskerck, dan van Waerwjick itu berhasil mengambil simpati penguasa Banten, sehingga mereka diperbolehkan berdagang. Ekspedisi mereka pun tujuannya masih bukan untuk menjajah dan masih nggak mewakili negara Belanda.

BACA JUGA:Sebelum Berkunjung ke Jam Gadang, Ini Fakta Menariknya, Ternyata Hadiah dari Ratu Belanda

Sekian bulan berlalu, perdagangan di perairan Nusantara semakin ramai. Hal itu pun menimbulkan konflik baik sesama pedagang Belanda maupun dengan pedagang Portugis dan bahkan Inggris. Inilah yang menjadi duduk masalah didirikannya perserikatan dagang bernama Verenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Sampai di sini, VOC juga lagi-lagi bukan mewakili negara Belanda tuh. Mereka cuma perusahaan dagang yang diberi izin yang dikenal sebagai “Hak Octooi” oleh pemerintah Belanda untuk menjalankan diplomasi hingga perang kalau perlu di Asia untuk merebut wilayah-wilayah yang dianggap strategis bagi perdagangannya.

BACA JUGA:River Tubing di Kemumu, Jelajahi Terowongan Belanda Sepanjang 3 Kilometer

Peran VOC saat itu hanya sebatas memonopoli perdagangan di Nusantara saja. VOC nggak menguasai wilayah dagang mereka sejengkal pun. Raja-raja di Nusantara pada saat itulah yang masih berkuasa penuh untuk menguasai daerahnya.

Keberadaan VOC nggak bertahan lama di Nusantara. Menurut Tirto.id, pada tahun 1799, VOC dibubarkan akibat korupsi yang parah, dari Jenderal sampai ke akar-akarnya. Pemerintah Belanda lantas menyita semua aset VOC untuk membayar utangnya yang mencapai 219 juta gulden, termasuk mengambil alih wilayah-wilayah yang dikuasainya di Nusantara.

Kapan sebenarnya negara Belanda menjajah Indonesia?

BACA JUGA:Prediksi Gempa Besar dari Peneliti Belanda, Berikut Penjelasan BMKG

Menurut ArsipIndonesia.com, VOC yang dibubarkan itu lantas diganti sistemnya oleh Belanda menjadi daerah otonomi yang dikenal sebagai Nederlands Indie atau Dutch East Indies, yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Hindia Belanda, di bawah pimpinan Gubernur Jenderal. Sejak tahun 1800, Hindia Belanda berusaha melebarkan kekuasaannya di Nusantara lewat penjajahan.

BACA JUGA:Kesaktian Tongkat Bung Karno, Diacungkan ke Muka Penjajah Langsung Tertunduk Ciut

Namun, tentu saja hal itu nggak mudah mereka lakukan. Berbagai perlawanan memerangi Hindia Belanda banyak terjadi di Nusantara dari rentang tahun 1800 hingga 1912.

Jadi sampai tahun 1912, Belanda baru benar-benar bisa menguasai seluruh wilayah yang kemudian menjadi wilayah Indonesia (kecuali Timor Timur karena kekuasaan ada Portugis di sana). Berdasarkan hal itu, sudah bisa kita hitung deh nih berapa lama sebenarnya Indonesia dijajah Belanda.

BACA JUGA:Ternyata Ini 3 Jimat Jenderal Sudirman Saat Melawan Penjajah, Amalkan Segera

Jika awal penjajahan dihitung dari awal berdirinya VOC tahun 1602, ditambah 350, Indonesia seharusnya baru merdeka pada tahun 1952. Jika dihitung tahun 1800 saat pemerintah Belanda mengambil alih VOC yang bangkrut lalu mengubahnya menjadi Hindia Belanda, Indonesia baru merdeka tahun 2150 (sekarang pas kamu lagi baca artikel ini kita masih dijajah).

BACA JUGA:Keistimewaan Tongkat Monyet dan Peci Hitam Bung Karno yang Bikin Penjajah Tertunduk

Atau jika dihitung lebih awal lagi saat pertama kali pasukannya Cornelis de Houtman datang ke Nusantara tahun 1596, Indonesia seharusnya baru merdeka di tahun 1946, padahal Belanda sendiri menjajah kita hingga tahun 1942 saja sebelum akhirnya datang Inggris dan setelah itu Jepang yang menjajah kita dari tahun 1942 hingga 1945.

Nggak ada orang yang tahu secara pasti dari mana angka 350 tahun itu muncul. Sayangnya, hal keliru itu masih dipelajari bahkan dipercayai oleh bangsa kita hingga saat ini.

BACA JUGA:Exploring Indonesia's Ancient Heritage: 7 Must-Explore Temple Destinations

Dari artikel yang panjang ini, bukan berarti kita harus menganggap bahwa kekejaman penjajahan Belanda terhadap Nusantara nggak pernah ada, melainkan yang seharusnya fakta bahwa Belanda nggak pernah menjajah Indonesia selama 350 tahun itu yang ditonjolkan. Karena sebenarnya, adalah Belanda yang butuh waktu lebih dari 300 tahun untuk menaklukan Nusantara.

Kalaupun mau disebut “Belanda menjajah Indonesia”, hal itu hanya terjadi selama tiga tahun saja, yakni pada peristiwa agresi militer Belanda pada tahun 1945-1947 terhadap negara Indonesia yang sudah berdaulat.

BACA JUGA:6 Jenis Pohon Kelapa Terkenal di Indonesia, Nomor 1 dan 4 Biasa Digunakan untuk Penawar Racun

Sebelum tahun 1945, secara de facto dan de jure Indonesia memang belum ada. 

Wilayah yang sekarang bernama Indonesia sebelum 1945 ya dikenal sebagai Hindia Belanda saja, yang artinya “India milik Belanda”. Dan jauh sebelum ada nama Hindia Belanda, Indonesia dikenal sebagai Nusantara. Negara Kesatuan Republik Indonesia sendiri baru terbentuk sejak diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

BACA JUGA:Bukti Peran Ulama Dalam Kemerdekaan, Ini Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ri yang Menjadi Dasar Hari Santri

Nah, jadi sudah jelaskan terkait apakah benar Indonesia dijajah selama 350 tahun oleh Belanda. Semoga tulisan ini bermanfaat ya.

 

(Tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: