Si tuan tanah tampak kebingungan, bahkan cenderung panik. Sedangkan Abu Nawas terlihat lebih tenang, padahal dia sendiri tidak tahu jumlah pohon yang ada di kebunnya, karena tak pernah menghitungnya. Lagipula siapa yang sudi menghitung pohon di kebun?
Setelah terdiam agak lama, hakim kembali berkata kepada si tuan tanah, "Bagaimana mungkin Anda mengaku kebun tersebut milik Anda sementara tidak mengetahui jumlah pohonnya."
Si tuan tanah hanya menunduk dalam-dalam. Ia tampaknya grogi berat. Melihat tuan tanah ini, hakim dan Baginda Raja makin yakin kalau si tuan tanahlah yang berbohong.
BACA JUGA:Jenazah Bersaksi Atas Rasulullah, Karomah Istimewa Juru Bicara Rasulullah Tsabit bin Qais
Kemudian pertanyaan tadi juga diajukan oleh hakim kepada Abu Nawas. "Sekarang giliranmu Abu Nawas, berapa jumlah pohon yang ada di kebunmu?" tanya sang hakim.
"Sebelum hamba menjawabnya, bolehkah hamba bertanya kepada tuan hakim?" ucap Abu Nawas.
"Silakan Abu Nawas," jawab hakim.
"Berapa lama Anda menempati rumah Anda?" tanya Abu Nawas.
"Kira-kira sejak beberapa tahun yang lalu. Memangnya kenapa Abu Nawas?" tanya balik tuan hakim keheranan.