NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Suatu hari Nasrudin tidak setuju dengan kepala asrama tempat ia tinggal. Sesaat kemudian, sekantong beras hilang. Kepala asrama memerintahkan setiap orang berbaris di halaman.
Kemudian ia mengatakan kepada mereka bahwa orang yang telah mencuri beras tersebut pada jenggotnya terdapat beberapa biji beras tersebut.
"Ini tipuan lama agar pihak yang bersalah menyentuh jenggotnya secara tidak sadar," pikir si pencuri asli, dan ia pun tetap berdiri tegap.
BACA JUGA:Hebat, Polisi Ini Harus Berjibaku saat Menggagalkan Aksi Begal
Di pihak lain, Nasrudin berpikir, "Ketua asrama ingin membalas dendam kepadaku. Ia pastilah telah menyelipkan biji beras di jenggotku!" Ia berusaha membuangnya secara diam-diam.
Ketika jari-jarinya menyisir jenggotnya, ia menyadari bahwa setiap mata tertuju menatap kepadanya.
"Bagaimanapun aku tahu, cepat atau lambat ia pasti akan menjebakku," ucap Nasrudin. Apa yang oleh sebagian orang dipandang sebagai kebenaran, seringkali sungguh-sungguh merupakan hasil dari kekhawatiran dan imajinasi.
BACA JUGA:Cinta Membuat Abu Nawas Gila Sampai Nekat Merayu Tuhan
Semangat skeptisisme tentang persoalan-persoalan metafisis bukan berarti hanya terbatas pada Barat. Di Timur, merupakan hal yang biasa bagi orang untuk mengatakan bahwa mereka merasa kepenganutan terhadap suatu madzhab mistis akan menghilangkan otonomi mereka, atau sebaliknya akan merampas sesuatu bagi mereka.