Saat seseorang diberikan kenikmatan duniawi oleh Allah sedangkan dia terus berada dalam kenikmatan dan semakin menjauh dari Allah, bisa jadi itu adalah ciri istidraj. Sesungguhnya, dibalik kenikmatan itu, ada peringatan yang Allah berikan kepada seseorang.
kenikmatan duniawi yang dirasakan oleh seseorang yang beriman dengan yang tidak beriman rasanya akan berbeda. Seseorang yang beriman akan senantiasa bersyukur dan mendapati ketenangan yang sangat menentramkan dalam hidupnya akan tetapi hal tersebut tidak akan dirasakan oleh orang yang tidak beriman, mereka hanya akan merasa kurang dan gelisah walaupun tengah menikmati semua kemudahan dan kebahagiaan yang Allah berikan.
2. Rezeki mengalir dan berlimpah, tapi ibadah semakin susah
Allah SWT pada dasarnya sudah menentukan kadar rezeki bagi setiap hamba-Nya, karena itulah setiap orang akan menerima rezeki yang berbeda-beda. Ada yang diberi kelebihan harta, ada juga yang memang diberi harta yang secukupnya.
Namun yang harus kita tau, bahwasannya Allah selalu mempunyai rencana dibalik setiap kehendaknya. Contohnya Sebagian orang harus berusaha keras untuk mendapatkan penghasilan dan mendekatkan diri kepada Allah agar Allah membantu melancarkan pintu rejekinya.
Begitupun bagi orang yang diberi kelebihan harta, agar harta tersebut semakin berkah, maka kita dianjurkan untuk mensedekahkan harta itu kepada orang yang membutuhkan.
Namun akan berbeda cerita, jika harta tersebut dinikmati hanya untuk kesenangan duniawi dan dalam ranah kemaksiatan. Ketika seseorang yang selalu meninggalkan ibadahnya secara sengaja namun rejekinya terus mengalir lancar maka hal tersebut termasuk ke dalam ciri-ciri dari istidraj.
Setiap hal yang Allah berikan tentu ada maksud dan tujuan dan kelak akan dipertanggungjawabkan, termasuk rezeki. Akan sangat rugi jika Allah limpahkan rezeki, namun rezeki itu digunakan untuk bermaksiat kepada Allah karena kelak kita akan mempertanggungjawabkan semuanya.