Kabupaten Semarang saat itu dipimpin oleh Ki Ageng Pandanaran dan Ki Ageng Pandanaran ini merupakan seorang pedagang yang kaya raya.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, Ki Ageng Pandanaran terlalu sibuk memperkaya dirinya sendiri sampai ia melupakan kesejahteraan dan keamanan rakyatnya.
BACA JUGA:Cerita Mistis di Balik Asal-usul Nama Kota Pontianak, Dikaitkan dengan Sosok Kuntilanak
Ki Ageng Pandanaran juga dikenal sering mengambil harta rakyat yang tak mampu untuk membayar pajak, ia juga sering membeli hasil pertanian dari rakyatnya dengan harga yang sangat murah.
Pada suatu ketika, Ki Ageng Pandanaran saat itu bertemu dengan seorang pencari rumput yang sudah tua, ia pun membeli rumput tersebut dari pencari rumput itu dengan harga yang sangat murah.
Akan tetapi, si pencari rumput tersebut menolaknya dengan alasan rumput tersebut digunakan untuk pakan ternaknya. Kemudian, Ki Ageng tetap memaksa untuk membelinya dan pencari rumput tersebut tidak dapat menolak lagi.
Setelah Ki Ageng Pandanaran mengambil rumput tersebut dan memberikan uang kepada pencari rumput itu. Namun, tanpa Ki Ageng sadari bahwa uang milik Ki Ageng yang diberikan kepada pencari rumput itu diselipkan oleh pencari rumput ke dalam keranjang rumput yang kemudian dibawa ke kediaman Ki Ageng Pandanaran.
BACA JUGA:Ini 10 Kota Tersepi di Indonesia, Nomor 5 dan 7 Tetangga Bengkulu