Letnan Kolonel ini adalah pemegang bintang Sakti seperti juga Benny Moerdani atas aksinya pada tahun 1962 dalam operasi Trikora melawan tentara Belanda di Papua Barat.
Intinya untung sempat punya nama baik sebelum tanggal 30 Sep tahun 1965.
Ia jadi pemimpin gerakan kudeta yang gagal, dirinya hanya bisa diandalkan bertempur.
Seperti di Sumatera waktu menghajar PRRI dan di Papua Barat dalam Trikora Tapi tidak untuk berpolitik.
Laki-laki bernama asli Kusman ini seperti ditulis Julius Pour dalam gerakan 30 Sep, pernah jadi pembantu tentara Jepang Heiho di jaman Jepang.
Waktu penumpasan PRRI sekitar tahun 1958 pangkatnya masih Letnan Satu.
Ia langsung naik menjadi kapten usai tugas pulang dari Sumatera.
Melanjutkan prestasi cemerlangnya, ia kemudian jadi Mayor pada tahun 1962 dan jelang 1965 sudah berpangkat Letnan Kolonel.