Menurut penuturan Anak Marhaen (A.M.) Hanai, salah seorang tokoh Angkatan 45 dan anak angkat Presiden Sukarno, dalam bukunya yang berjudul Menggugat Kudeta Soeharto Dari Gestapu ke Supersemar, pada zaman Revolusi, Sjam Kamaruzzaman, yang lahir pada 30 April 1924 di Tuban, Jawa Timur, bekerja sebagai intel polisi di Pati, Jawa Tengah.
Atasannya adalah pembesar polisi Kota Pati yang bernama Mudigdo, seorang yang berasal dari keluarga ningrat yang juga kelahiran Tuban. Dokter Tanti yang kemudian menjadi istri D.N. Aidit adalah putri Mudigdo dari perkawinannya de ngan perempuan Minangkabau yang bernama Siti Aminah.
BACA JUGA:Ini 8 Tanda Kamu Bakal Dapat Uang Banyak, Salah Satunya Burung Walet Masuk ke Dalam Rumah
Di kemudian hari berseliweran informasi mengenai berbagai kegiatan intel yang pernah dikerjakan Sjam. Yang paling banyak mendapat perhatian adalah kegiatannya sebagai intel tentara.
"Disebutkan bahwa di Jakarta, Sjam pernah menjadi intel Kodam Jaya, di Jawa Barat pernah menjadi intel untuk Kolonel Suwarto, Wakil Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad). Yang tetap menjadi pertanyaan, apakah Sjam bekerja di kalangan militer sebagai orang PKI atau dia adalah agen tentara yang disusupkan ke dalam PKI,” tulis Salim.
Mengingat bahwa Sjam sudah menjadi orang kiri pada zaman revolusi, Salim lebih cenderung menyimpulkan Sjam sebagai agen Komunis dalam tentara.
Sebagai pimpinan Biro Khusus PKI yang langsung berada di bawah D.N. Aidit, posisi Sjam sebagai intel di kalangan tentara sangat menguntungkan kegiatannya dalam membina para perwira yang kemudian dikenal sebagai “perwira berpikiran maju”.
Demikian informasinya.(tim)