G30S/PKI, Mantan Anggota Cakrabirawa Ini Menolak Perintah Eksekusi Anggota Polri

Jumat 14-07-2023,13:48 WIB
Reporter : Tim liputan
Editor : Purnama Sakti

 

Sebelum menjadi anggota Cakrabirawa, Ishak tercatat bertugas di Kodam IV Diponegoro. Saat di pasukan Cakrabirawa, Ishak bertugas di ring 1 yakni menjaga keselamatan presiden, sebagai unit yang selalu menempel ke mana pun presiden bergerak. 

 

Sebelum menjadi pengawal paling dekat Sukarno, dia adalah ajudan Letkol Untung, Komandan Cakrabirawa yang akhirnya divonis mati karena dinyatakan bersalah melakukan kudeta dan menggerakkan pasukan untuk membunuh enam jenderal dan satu perwira AD pada peristiwa G30S PKI.

 

Ishak berkisah pada Jumat, 1 Oktober 1965, sedianya ia akan mengawal Presiden Sukarno ke Bogor, Jawa Barat. Ia tak terlalu paham agendanya. Namun, berdasarkan informasi yang diperolehnya waktu itu, presiden hendak hadir di sebuah acara olahraga.

BACA JUGA:Kisah Penumpasan PKI, Ada yang Kebal Peluru, Tumbang Setelah Peluru Diusapkan ke Tanah

 

Tetapi, ia batal mengawal Presiden Sukarno. Karena pada sore 30 September 1965, tiba-tiba Letkol Untung, Komandan Cakrabirawa memintanya untuk mendampinginya ke Lubang Buaya. Tempatnya digantikan oleh pengawal lainnya, Bagyo.

 

Pada 1 Oktober 1965 dini hari, tugasnya adalah mengantar Letkol Untung, tak ada yang lain. Ketika satu kompi Cakrabirawa bertugas menjemput para jenderal, ia tetap berada di Lubang Buaya.

 

Ia lebih banyak menghabiskan waktu di jipnya. Tempat parkirnya, ia sebut, relatif jauh dari pusat kegiatan, sehingga tak begitu memahami detail peristiwa yang terjadi.

 

Informasi samar-samar beredar. Enam jenderal berhasil dijemput. Namun, dua orang meninggal dunia lantaran melawan. Tak berapa lama, rentetan tembakan terdengar. Enam jenderal dan satu perwira AD meninggal dunia.

BACA JUGA:Tak Seberuntung Namanya, Kisah Dalang G30S PKI Saat Kabur Diteriaki Copet dan Digebuk Massa

Kategori :