Selanjutnya ada Tübingen fragment yang disimpan di Universitas Tübingen, Jerman. Naskah ini diperkirakan ditulis pada tahun 649 M – 675 M, yang merupakan 20-40 tahun setelah meninggalnya Nabi Muhammad.
Naskah ini telah berada di Jerman sejak abad ke 19 ketika Konsulat Prusia pertama untuk Damaskus, Johann Gottfried Wetzstein menerima sejumlah manuskrip Arab kuno. Bertahun-tahun kemudian, dilakukanlah uji penanggalan radiokarbon yang menunjukkan bahwa naskah ini merupakan salah satu Alquran tertua di dunia.
3. Manuskrip Sana'a di Masjid Agung Sana, Yaman.
Sampai saat ini, manuskrip Sana diyakini sebagai salah satu Alquran tertua yang masih bisa terselamatkan.
Naskah ini pertama kali ditemukan pada tahun 1972 saat renovasi Masjid Agung Sana'a di Yaman. Para pekerja konstruksi menemukan banyak sekali naskah dan perkamen Al-Quran dan non-Al-Quran yang kurang terpelihara dan rusak berat.
BACA JUGA:Terbaru! Cara Ajukan KUR BCA Rp30 Juta Cicilan Ro500 Ribuan, dan Tips Agar Disetujui
Naskah tersebut diidentifikasi sebagai bagian dari Al-Quran pada tahun 1981 dan sejak itu, Departemen Kepurbakalaan Yaman-dengan bantuan dari universitas asing-telah bekerja untuk memulihkan pecahan-pecahan itu.
Berdasarkan uji penanggalan radiokarbon, manuskrip ini diperkirakan ada sejak tahun 632 M-671 M.
4. Codex Parisino-Petropolitanus yang bagiannya tersebar di Rusia, Perancis, Vatikan, dan London.
Codex Parisino-Petropolitanus adalah sebuah manuskrip Al-quran yang terdiri dari 98 folio. Naskah ini diperkirakan berasal dari akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8.