Dinding ruangannya terbuat dari batu hitam dan atapnya memiliki kubah hitam kecil yang disebut Qubbat an-Nur. Kamar Suci atau makam Rasulullah SAW tidak memiliki gerbang dan benar-benar tertutup dari luar, kecuali sebuah jendela kecil di kubah yang terhalang oleh pagar emas di bagian depan.
BACA JUGA:Dahsyatnya Sholawat Ini, Rutin Amalkan Dapat Menghapus Dosa Sebanyak Buih di Lautan
Tembok tersebut dibangun oleh Umar bin Abdul Aziz pada 91 Hijriyah sehingga tidak ada seorang pun yang boleh masuk ke dalam Kamar Suci itu.
Makam Rasulullah SAW kini diberi tembok pembatas, tak ada pintu atau jendela. Sultan Nuruddin Zengi membangun tembok tebal dari timah cair di sekitar kuburan Nabi SAW.
Tembok dibangun setelah ada insiden upaya orang yang hendak menggali makam Rasulullah pada 1164 Masehi atau 554 Hijriyah. Namun, upaya pencurian dan penggalian makam Nabi SAW tercatat sudah beberapa kali terjadi di masa lalu.
Makam Nabi SAW digali di bawah tempat tidur di mana beliau wafat. Terdapat perdebatan antar sahabat saat hendak memilih lokasi untuk memakamkan Rasulullah SAW.
BACA JUGA:Bacalah Sholawat Ini 80 Kali di Hari Jumat Agar Diampuni Dosa-dosa Selama 80 Tahun
Sebagian sahabat menyarankan agar menempatkannya di mimbar tempat beliau berkhutbah atau di mihrab tempat beliau menjadi imam sholat. Beberapa dari mereka mengatakan untuk menempatkannya di Baqi', makam tertua di Madinah dan tempat keluarga serta sahabat Rasulullah dimakamkan.
Akan tetapi, Abu Bakar datang dan menengahi perdebatan tersebut. Dia berkata bahwa dia mendengar Nabi SAW bersabda bahwa "Seorang Nabi tidak pernah dikuburkan di tempat lain selain tempat di mana dia meninggal."