Buhaira menukas, “Dia bukan putramu. Tidak mungkin ayah anak ini masih hidup.” Abu Thalib akhirnya mengaku, “Dia keponakanku.”
“Apa yang terjadi pada ayahnya?” tanya Buhaira. “Dia meninggal saat ibunya masih mengandungnya,” jawab Abu Thalib.
“Engkau berkata benar. Sekarang, segera bawa pulang anak ini kembali ke negerimu dan jagalah dia dari orang Yahudi. Karena, demi Allah, jika mereka melihatnya di sini, pasti mereka akan berbuat jahat kepadanya. Ketahuilah, keponakanmu ini kelak akan memegang urusan yang sangat besar.”
Mendengar penjelasan Buhaira, Abu Thalib bergegas membawa Nabi Muhammad pulang ke Makkah.
BACA JUGA:Baca Amalan Ini Sebelum Tidur Menghadap ke Kanan, InsyaAllah Utang Melilit akan Rontok
Syekh al-Buthi mengatakan, kisah pertemuan Rasulullah dengan Buhaira yang diriwayatkan oleh semua ulama ahli sejarah, juga oleh Imam at-Tirmidzi dari Abu Musa al-Asy’ar menunjukkan bahwa Ahli Kitab, baik Yahudi maupun Nasrani, memiliki pengetahuan tentang kenabian Muhammad dan tanda-tandanya.
Mereka mengetahui kenabiannya dan penjelasan tanda-tanda serta karakteristiknya, melalui berita dalam kitab Taurat dan Injil. Salah satu dalil yang menjelaskan tentang hal ini adalah dalil yang diriwayatkan oleh ulama ahli sejarah bahwa kaum Yahudi memohon dengan (perantara) Rasulullah kemenangan atas suku al-Aus dan al-Khazraj bahkan sebelum Rasulullah diutus.
Mereka berkata, “Seorang nabi akan diutus tidak lama lagi. Kami akan mengikutinya. Kami akan mengikutinya dalam menumpas kalian seperti ditumpasnya kaum Ad dan Iram.”
Namun, janji orang Yahudi itu tak ubahnya kata tanpa makna, ketika nabi yang mereka tunggu-tunggu telah datang, justru mereka sama sekali tidak mengikutinya, bahkan selalu ingkar pada ajaran-ajaran yang dibawa olehnya.