Di Gunung Ini, Mayat Dibiarkan Bergeletakan, Ternyata Ini Alasannya

Selasa 29-08-2023,10:04 WIB
Reporter : Tim liputan
Editor : Purnama Sakti

Evakuasi mayat dan repatriasi akhir menelan biaya puluhan ribu dolar. Bahkan dalam beberapa kasus, sekitar US$ 70.000 atau sekitar Rp 1 miliar) dan juga dapat berakibat fatal.

 

Beberapa tahun lalu, ada dua pendaki Nepal tewas saat mencoba mengambil jenazah dari Everest pada tahun 1984. Sebaliknya, jenazah sering dibiarkan tergeletak di atas gunung.

BACA JUGA:Pinjol 24 Jam Cair Tanpa Verifikasi BI Checking, Ini15 Rekomendasi Terbaik, Bisa Ajukan Rp 500 Juta

 

"Saya tidak percaya apa yang saya lihat di atas sana," tulis pembuat film Everest Elia Saikaly di Instagramnya.

 

Sebelas orang tewas saat mendaki Gunung Everest pada musim semi itu yang menjadi sprint pendakian paling mematikan dalam ingatan baru-baru ini. Pada tahun 2015, longsoran salju melanda Everest menewaskan sedikitnya 19 orang. Dua meninggal dunia ketika mendaki gunung selama musim pendakian musim semi lalu.

 

Kasus lain, seorang pria Amerika dalam perjalanan ke puncak. Kemudian tahun 2023 telah ditandai dengan 4 kematian di awal musim pendakian.

 

Pihak Nepal telah mengeluarkan rekor 463 izin bagi orang yang ingin mendaki Gunung Everest. Termasuk para sherpa yang menemani pendaki, berarti sekitar 900 orang akan berusaha mendaki gunung tersebut selama musim pendakian 2023.

 

Lhakpa Sherpa, yang merupakan pemegang rekor untuk puncak Everest terbanyak, mengatakan dia melihat tujuh mayat dalam perjalanan ke puncak gunung pada tahun 2018.

 

Ingatannya adalah pengingat yang suram bahwa mengeluarkan mayat dari Gunung Everest adalah tugas yang mahal dan berpotensi mematikan, dan mungkin sebaiknya dibatalkan.

Kategori :