Program B100 ini mendapat dukungan banyak pihak. Alasannya, karena Indonesia memiliki banyak perkebunan kelapa sawit dan angka produksinya pun sangat tinggi.
Tenaga Ahli Menteri Bidang Infrastruktur dan Sarana Pertanian, Sam Herodian mengatakan, untuk produksi energi baru terbarukan, CPO merupakan bahan baku yang paling siap.
"Sawit punya kandungan minyak mencapai 4.000 kilogram per hektare per tahun. Tanaman ini juga menjadi paling efisien untuk dijadikan minyak nabati," papar Sam Herodian.
Selama ini, produksi CPO memang masuk pada pasar ekspor. Namun beberapa tahun terakhir, produksi CPO Indonesia diserang dengan black campaign, sehingga mengalami penurunan ekspor.
BACA JUGA:Sayangi Kendaraan Anda, Ini Daftar Sepeda Motor yang Dianjurkan Menggunakan Pertamax
Sam Herodian dengan tegas mengatakan, B100 menjadi pijakan nasional untuk mengolah CPO menjadi energi terbarukan dan menjadi alternatif pemanfaatannya. "Kita ekspor CPO ke 147 negara. Bayangkan kalau kita setop ekspor, dipastikan kelimpungan dan industrinya mati. Kita sebenarnya punya cara untuk mengendalikan dunia lewat CPO," tegas Sam Herodian.
Melihat peluang tersebut melalui B100, tidak berlebihan jika tanaman kepala sawit sangat menjanjikan di masa depan.
BACA JUGA:Jangan Asal Pilih BBM, Berikut Merek Mobil yang Cocok Menggunakan Pertalite
Kalimat sederhananya, dunia membutuhkan minyak kelapa sawit untuk kebutuhan BBM yang terus meningkat. Sementara kita memiliki banyak memproduksi minyak sawit.