Pertumbuhan DPK ditopang dari pos deposito yang melonjak hingga 443 persen yoy, dari sebelumnya Rp1,59 triliun menjadi Rp8,48 triliun per Juni 2023.
BACA JUGA:Laku Keras di Pasaran, 7 Fakta Unik Dibalik Harga Iphone Mahal
2. Bank Neo Commerce: Rp19,60 Triliun
PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) mencatat pertumbuhan nilai aset sebesar 45 persen menjadi Rp19,60 triliun dari periode sebelumnya yaitu Rp13,5 triliun.
Kenaikan aset tersebut ditopang dengan penyaluran kredit bank per Mei 2023 yang tumbuh 79 persen, dari yang sebelumnya Rp5,9 triliun menjadi Rp10,75 triliun.
Dari sisi liabilitas, bank yang dikendalikan oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia yang menjadi bagian dari Akulaku Group milik Jack Ma itu juga mampu menghimpun dana masyarakat atau DPK dengan pertumbuhan mencapai 48 persen yoy, dari semula Rp10,32 triliun menjadi Rp15,31 triliun.
Secara terperinci, pertumbuhan DPK BBYB berasal dari deposito yang melesat 55 persen yoy, dari Rp7,52 trilun menjadi Rp11,6 triliun.
3. Bank Jago: Rp18,96 Triliun
Posisi PT Bank Jago Tbk (ARTO) milik konglomerat Jerry Ng pun tersalip dari Bank Neo, di mana pihaknya mencatatkan kenaikan total aset lebih rendah, yakni sebesar 42 persen yoy dari Rp13,3 triliun menjadi Rp18,96 triliun hingga Mei 2023.
Pertumbuhan aset ini terdorong atas penyaluran kredit yang tumbuh 99 persen menjadi Rp9,49 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,76 triliun.
Terkait, penghimpunan DPK sendiri, bank digital ini mengalami pertumbuhan kenaikan 113 persen yoy menjadi Rp10,22 triliun per Mei. Secara rinci, dana murah yang terdiri dari giro dan tabungan melesat 185 persen secara yoy menjadi Rp7,1 triliun. Sementara, deposito tumbuh 34 persen menjadi Rp3,05 triliun.
BACA JUGA:Luar Biasa, Pria Lulusan STM Mantan Karyawan BUMN ini Ciptakan Probost Atasi Kelapa Sawit 'Ngetrek'
4. Hibank: Rp12,4 Triliun