Saat Letnan Terworgt menepuk pundaknya, dia terperanjat, seperti orang yang tiba-tiba terbangun karena dikejutkan seseorang ketika sedang tertidur pulas. Terworgt memelotinya.
BACA JUGA:Anti Ribet, Cukup Modal Nomor Hp Bisa Klaim Saldo DANA Kaget Rp 100 Ribu
Pelototan Terworgt membuatnya sigap. Ia lebih takut melihat letnan Belanda itu marah ketimbang ancaman El Maut yang mungkin sedang merambat lambat, atau mengendap-endap di antara pepohonan yang ada di depan mereka.
Sementara itu, marsose lain tampak menyebar, dan mengatur jarak persembunyian sekitar 20 meter dari posisi rekannya.
Sebagian bersandar di balik pepohonan, sebagian lagi menyuruk atau menelungkup di antara rerimbun daun.
Hampir satu jam mereka mematung bersama nyamuk hutan yang membuat kulit terasa menggoda untuk diiris bayonet, saking gatalnya. Semua itu demi ego Letnan Terwork yang tak ingin pengepungan hari itu gagal untuk kesekian kalinya.
BACA JUGA:Tidak Perlu Tanda Tangan, Apalagi Menemui Pak RT, Ini Cara Pinjam Saldo Rp 7 Juta di DANA PayLater
Tiba-tiba Letnan Terworgt mendelik, pendengarannya dipertajam, telunjuknya ia lekatkan ke bibir sebagai aba-aba agar seluruh pasukan diam. Suasana hutan menjadi hening seketika.
Telinga Terworgt menangkap bunyi kersik, seperti langkah seseorang menginjak dedaunan.