BACA JUGA:Mahir Berperang, 3 Pasukan Elite Kerajaan Pajajaran Saat Kepemimpinan Prabu Siliwangi
2. Perang Paregreg
Peristiwa Perang Paregreg menimbulkan kehancuran pada masa kejayaan Majapahit. Perang ini terjadi sekitar 1404-1406 M dan melibatkan menantu dan putra Raja Hayam Wuruk, yakni Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi.
Dijelaskan dalam kitab Negarakertagama, semua bermula dari wafatnya Hayam Wuruk pada 1389. Karena Hayam Wuruk hanya memiliki seorang putri, maka tahta tersebut diwariskan kepada Wikramawardhana, suami putri mahkota Kusumawardhani. Namun, berpindahnya tahta kepada Wikramawardhana mendapat protes dari Bhre Wirabhumi, yang merupakan putra Hayam Wuruk dari istri selir.
Pada masa itu, Majapahit dibagi menjadi dua keraton di dua wilayah. Wikramawardhana memimpin keraton barat, sedangkan Bhre Wirabhumi memimpin keraton timur. Tidak suka dengan fakta bahwa Wikramawardhana yang menggantikan posisi Hayam Wuruk, Bhre Wirabumi melayangkan pemberontakan.
BACA JUGA:Ini Kesaktian Keris Kyai Sengkelat Milik Sunan Kalijaga di Masa Kerajaan Majapahit
Paragreg diartikan sebagai berjalan setahap demi setahap dalam bahasa Jawa kuno. Karena peristiwa perang saudara tersebut memang berlangsung selama bertahun-tahun, dan kemenangan juga terus berpindah tangan silih berganti. Terkadang dimenangkan keraton barat, kadang pula oleh keraton timur. Puncaknya, Wikramawardhana berhasil memenangkan perang terakhir.
Usai kekalahannya, Wirabhumi melarikan diri. Namun ia berhasil ditangkap oleh Raden Gajah (Bhra Narapati) dan mati dipenggal.
Perang Paregreg menimbulkan banyak dampak bagi keberlangsungan Majapahit. Keraton timur bisa kembali disatukan dengan keraton barat. Akan tetapi, banyak daerah-daerah kekuasaan Majapahit yang melepaskan diri. Akibatnya, pemerintahan Majapahit benar-benar redup di tangan Wikramawardhana.
Kerajaan Kediri Dimulai dari Perang Saudara