Sebelum menjadi tentara, ternyata Soedirman berkecimpung di dunia pendidikan. Ia menjadi seorang guru, meskipun tidak memiliki ijazah guru.
Berangkat dari hati nurani dan rasa tanggung jawabnya akan pendidikan generasi muda, Soedirman menjadi guru hingga kepala sekolah di HIS Muhammadiyah. Tamatan MULO Wiworotomo itu menambah ilmunya sebagai guru dengan belajar dari guru-gurunya di MULO.
Menariknya, ketika sekolah di MULO, Soedirman mendapat julukan “guru kecil”. Hal ini karena Soedirman mampu menerangkan dengan baik kepada teman-temannya, seperti layaknya seorang guru.
Ia menjadi andalan guru-guru untuk membantu teman-temannya yang kesulitan memahami pelajaran.
2. Bapak TNI
Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga pada 24 Januari 1916. Karier militernya dimulai saat ia bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air) dan mengikuti pendidikan militer di kesatuan militer bentukan Jepang tersebut.
Ia kemudian diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, Badan Keamanan Rakyat (BKR) didirikan.
Soedirman membentuk BKR cabang Banyumas. BKR kemudian diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat pada 5 Oktober 1945. Soedirman terpilih menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal. Ia memperoleh pangkat jenderal di usia yang terbilang muda, belum genap 30 tahun.
Jenderal Besar Soedirman wafat pada 29 Januari 1950. Atas jasa-jasanya tersebut, Soedirman diberi gelar Bapak TNI. Ia juga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, pada 1964.
BACA JUGA:Mau Lolos Tes CPNS dan PPPK? Ini Prediksi Soal TIU,TWK dan TKP
3. Kaji