BACA JUGA:Masya Allah, Ternyata 7 Benda di Dunia Ini Diyakini Sebagai Benda Surga, Apa Saja?
Awal mula ide sumbangan pesawat, diprakarsai oleh KSAU Laksamana Udara, Soejardi Soerjadarma. Ia kemudian membentuk biro untuk menyiapkan 25 model pesawat Dakota.
Singkat cerita, Kepala Biro Propaganda TNI AU, OMU I J. Salatun, ditugaskan menemani Presiden Soekarno untuk mencari dana sumbangan ke Pulau Sumatera. Di sana, Presiden Soekarno menyampaikan pidato yang membangkitkan semangat patriotisme masyarakat Aceh untuk berkontribusi menyumbang pesawat angkut pertama di Indonesia.
Pidato tersebut disampaikan pada tanggal 16 Juni 1948 di Hotel Atjeh. Dana sumbangan pun berhasil dikumpulkan melalui kepanitiaan yang diketuai Djuned Yusuf dan Said Muhammad Alhabsji.
Dari sekian banyak penyumbang, ada seorang bernama Nyak Sandang. Dirinya bahkan sempat bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Maret 2018 di Istana Negara, Jakarta, dan mengisahkan bahwa di tahun 1948 ia dan keluarganya menjual sepetak tanah yang di atasnya ditanami 40 pohon kelapa untuk berkontribusi dalam pengadaan pesawat Dakota dulu. Selain itu, Ia juga menyerahkan 100 gram emas dan hartanya dihargai Rp 100 pada saat itu.
BACA JUGA:472 Benda Bersejarah Milik Indonesia yang Dijarah Kolonial Belanda Dikembalikan
Berkat wakaf harta dari rakyat Sumatera khususnya Aceh, kehadiran Pesawat Dakota RI-001 Seulawah pun menjadi pembuka jalur penerbangan Jawa-Sumatera, hingga luar negeri. Wakil Presiden Mohammad Hatta bahkan sempat menggunakan pesawat jenis ini untuk berkeliling Sumatera pada November 1948. Selain itu, Dakota juga pernah digunakan untuk pemotretan udara di atas Gunung Merapi pada 4 Desember 1948.
Perjalanan Dakota tak selesai di situ. Pada tanggal 6 Desember 1948 ia bertolak ke Kalkuta, India, untuk urusan diplomasi luar negeri. Namun, berkecamuknya Agresi Militer Belanda II membuat pesawat tidak bisa kembali ke Indonesia. Untuk mempertahankan kemerdekaan RI, dibentuklah perusahaan maskapai di Birma (Myanmar) dengan jenis Pesawat Dakota RI-001.
Seiring perkembangan teknologi, pesawat Dakota berhenti mengudara karena faktor masa operasi yang sudah tua. Hingga kini, Dakota tetap dikenang sebagai pionir pertama maskapai penerbangan komersial di Indonesia.
BACA JUGA:Nomor HP Hilang atau Sudah Tidak Aktif? Begini Cara Ganti Nomor HP yang Terdaftar di Aplikasi DANA