Mereka kemudian melaporkan Abu Nawas kepada Raja, dengan tuduhan telah menebarkan isu kebohongan di tengah-tengah masyarakat.
BACA JUGA:Kemendesa Buka 99 Formasi PPPK 2023, Cek Syaratnya dan Buruan Daftar
Akhirnya Abu Nawas dipanggil menghadap Raja untuk diadili.
Dalam siding Raja bertanya,” Benarkah di dalam topimu bisa terlihat surga dengan bidadarinya?,” tanya Raja.
Abu Nawas menjawab, “Benar paduka Raja, tetapi hanya orang yang beriman saja dan sholeh yang bisa melihatnya. Sementara yang tidak bisa melihatnya, berarti dia belum beriman dan tidak Sholeh. Kalau paduka Raja mau melihatnya silakan,” jawab Abu Nawas.
“Baiklah, kalau begitu aku mau menyaksikannya sendiri,” kata Raja.
Sudah pasti Raja tidak melihat surga apalagi bidadari di dalam topi Abu Nawas. Raja berpikir, kalau ia mengatakan tidak melihat surga dan bidadari, berarti ia termasuk tidak beriman, maka akan berakibat bisa merusak reputasinya sebagai Raja.
Setengah berteriak dan pura-pura kagum, Raja berujar, “Engkau benar Abu Nawas, aku menyaksikan surga dan bidadari di dalam topimu,” imbuh Raja.
BACA JUGA:Abu Nawas Selalu Punya Solusi, Begini Caranya jika Teman Sulit Bayar Utang
Maka rakyat yang menyaksikan reaksi Rajanya itu, lalu diam seribu bahasa dan tidak ada lagi yang berani membantah Abu Nawas.
Mereka takut berbeda dengan Raja dan khawatir dicap belum beriman dan tidak Sholeh. Konspirasi kebohongan yamg ditebar oleh Abu Nawas mendapat legitimasi dari Raja.
Abu Nawas berujar dalam hati,” Beginilah akibatnya kalau ketakutan sudah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan pun akan merajalela,” gumam Abu Nawas.
Tim liputan