BACA JUGA:Terlihat Awet Muda, 7 Makanan Ini Ampuh Cegah Keriput dan Penuaan Dini
2. Terdaftar di BPOM dan SNI
Banyaknya jenis air minum pH tinggi membuat masyarakat harus lebih jeli. Jangan termakan campaign-campaign gelap di pasaran. Pastikan air minum pH tinggi yang dikonsumsi aman dan terdaftar di BPOM.
3. Jeli Akan Kandungan TDS
TDS atau total dissolved solids menunjukkan jumlah zat padat terlarut dalam air. Ini bisa menjadi indikator jumlah partikel dari zat organik maupun nonorganik yang ada di didalam air minum tersebut, contohnya natrium, kalsium, dan magnesium yang biasa ditemukan dalam air minum pH tinggi. Menurut WHO kandungan mineral tersebut tidak berbahaya selama tidak mempengaruhi rasa, bau, dan warna air. WHO menetapkan standar kandungan TDS dalam air mineral.
- 0, air dengan TDS 0 tidak baik untuk dikonsumsi secara rutin karena dapat memicu gangguan kesehatan, seperti sembelit dan sesak napas.
- Kurang dari 300 mg/l yang dikategorikan sebagai air yang baik sekali dan bisa dikonsumsi secara terus-menerus.
300-600 mg/l yang masih tergolong aman untuk dikonsumsi secara rutin.
- 600-900 mg/l, masih tergolong bisa diminum karena kandungan mineralnya tidak mempengaruhi rasa air.
- 900-1.200 mg/l tergolong tidak layak dikonsumsi karena rasa air menjadi kurang enak.
- Lebih dari 1.200 mg/l sudah termasuk air yang berbahaya dikonsumsi dan memiliki rasanya juga tidak enak.
BACA JUGA:Cek Perbandingan Tandon Air Plastik dan Stainless Steel, Mana Lebih Bagus?
4. Rasa dan Warna Air
Ciri air minum yang baik dan aman dikonsumsi adalah tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna. pH air yang terlalu tinggi kadang menyebabkan rasa air berubah. Untuk itu perhatikan benar-benar rasa air minum tersebut.
Demikian mengenai manfaat mengonsumsi air pH tinggi. Semoga bermanfaat.
(Septi Widiyarti)