Sophronius disebut-sebut menolak menyerahkan Yerusalem meskipun banyak pasukan Muslim yang mengepung kota itu. Namun, ia hanya bersedia untuk menyerahkan Yerusalem jika Umar bin Khattab datang.
Setelah mendapatkan permintaan tersebut, Umar bin Khattab segera meninggalkan Madinah dan pergi sendirian menuju Yerusalem dengan satu keledai dan satu asisten. Setibanya di Yerusalem, Umar bin Khattab langsung disambut Sophronius dan diajak berkeliling kota.
BACA JUGA:Dapatkan Uang Saku dan Bantuan UKT, Ini Link Pendaftaran Beasiswa Bakti BCA 2023
Ketika waktu salat tiba, Umar bin Khattab menunaikan salat di sisi selatan kompleks Al-Aqsa. Di tempat itulah Masjid Al-Aqsa dibangun.
Pada awalnya, Masjid Al-Aqsa diberi nama Al-Qibli yang berarti Masjid Kiblat. Nama tersebut sesuai dengan kondisi Masjid Al-Aqsa yang pernah menjadi arah kiblat pertama bagi umat Islam di seluruh dunia sebelum bergeser ke Mekkah.
Setelah berdiri tegak, Masjid Al Aqsa mengalami serangkaian renovasi dan perluasan sepanjang sejarahnya. Pada 661-750 SM, Dinasti Umayyah memperbaiki bangunan ini, kemudian dilanjutkan Khalifah Abassiyah, Dinasti Fatimiyyah, Dinasti Ayyubi, dan Kekaisaran Ottoman.
BACA JUGA:Minum Air pH Tinggi Banyak Manfaat Bagi Tubuh, Jika Berlebihan Ini Efeknya
Meskipun telah melalui berbagai renovasi dan pembangunan, masjid ini berdiri di kompleks Al-Aqsa. Selain Masjid Al-Aqsa, di area ini juga terdapat Dome of The Rock.
Dome of the Rock atau Baitul Maqdis adalah tempat yang menjadi pijakan Nabi Muhammad saat Isra Mi'raj atau perjalanan menuju langit ke tujuh alias Sidratul Muntaha.