NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Abu Nawas suatu hari dibuat kaget bukan main ketika seorang utusan Baginda Raja datang ke rumahnya. Ia harus menghadap Baginda secepatnya. Entah permainan apa lagi yang harus dihadapi kali ini. Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman.
“Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin,” ucap Baginda Raja memulai pembicaraan.
“Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil," tanya Abu Nawas.
“Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya," jawab Baginda Raja.
BACA JUGA:Jika Punya Atasan Pelit, Sabar saja, Jangan Seperti Abu Nawas Sampai Minum Racun
Abu Nawas pun hanya terdiam. Tak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya. Ia tidak memikirkan bagaimana cara menangkap angin nanti, tetapi ia bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar-benar angin.
Karena angin tidak bisa dilihat. Tidak ada benda yang lebih aneh dari angin. Tidak seperti halnya air walaupun tidak berwarna tetapi masih bisa dilihat. Sedangkan angin tidak. Baginda hanya memberi Abu Nawas waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu Nawas pulang membawa pekerjaan rumah dari Baginda Raja.
Namun Abu Nawas tidak terlalu bersedih, karena berpikir sudah merupakan bagian dari hidupnya, bahkan sudah merupakan suatu kebutuhan. Ia yakin bahwa dengan berpikir akan menemukan jalan keluar dari kesulitan yang ia hadapi.
BACA JUGA:Pernah Lihat Hewan Berkaki Tiga? Abu Nawas Untung Besar karena Hewan Itu
Dengan berpikir pula ia yakin bisa menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan terutama orang-orang miskin. Ya, Abu Nawas memang kerap mendapatkan sepundi penuh uang emas hadiah dari Baginda Raja atas kecerdikannya.
Tetapi sudah dua hari ini Abu Nawas belum juga mendapat akal untuk menangkap angin apalagi memenjarakannya. Sedangkan besok adalah hari terakhir yang telah ditetapkan Baginda Raja. Abu Nawas hampir putus asa.
Abu Nawas benar-benar tidak bisa tidur walau hanya sekejap. Mungkin sudah takdir, kali ini Abu Nawas harus menjalani hukuman karena gagal melaksanakan perintah Baginda. Ia pun berjalan gontai menuju istana. Di tengah-tengah kepasrahannya kepada takdir ia teringat sesuatu, yaitu Aladin dan lampu wasiatnya.
BACA JUGA:Jika Mencintai Seseorang Namun Bertepuk Sebelah Tangan, Coba Pakai Doa Abu Nawas Ini
“Bukankah jin itu tidak terlihat?" Abu Nawas bertanya pada diri sendiri. Ia berjingkrak girang dan segera berlari pulang. Sesampainya di rumah ia secepat mungkin menyiapkan segala sesuatunya kemudia menuju istana.
Di pintu gerbang istana, Abu Nawas langsung dipersilahkan masuk oleh para pengawal karena Baginda sedang menunggu kehadirannya. Dengan tidak sabar Baginda langsung bertanya kepada Abu Nawas.