Saat pertama kali mengkonsumsi beras plastik itu sendiri sudah terjadi penolakan dalam tubuh melalui berbagai gejala, seperti sakit perut, mual, diare, kerap buang air besar dan tubuh menjadi lemah.
Pasalnya plastik tersebut tidak bisa dicerna oleh usus manusia, sehingga menimbulkan masalah pada lambung.
Selain mengandung polyvinyl chloride, beras plastik juga mengandung bahan bersifat plastisizer plastik seperti benzyl butyl phtalate (BBT), Bis 2-ethylhexyl phtalate (DEHP), dan diisononyl phtalate (DNIP).
Ketiga bahan tersebut merupakan pelembut yang biasa digunakan bersamaan dengan polyvinyl chloride.
Ketiga bahan tersebut digunakan untuk membuat (mencetak) beras yang mengandung senyawa polyvinyl chloride sehingga mirip seperti aslinya.
Bahan-bahan tersebut adalah jenis produk turunan dari hasil tambang minyak bumi atau produk petrokimia yang peruntukannya untuk pembuatan barang-barang plastik contohnya pipa, yang tentu saja sangat tidak layak dan berbahaya bila dikonsumsi.
Beras plastik, jelasnya lagi, dibuat dari pati atau tepung yang yang dicampur dengan bahan dan bahan pembantu dari produk petrokimia diperkirakan untuk mendapatkan harga yang murah.
Nah, meskipun kabar beredarnya beras plastik ini masih simpang siur, tidak ada salah kita mengetahui perbedaan beras plastik dan beras asli.
Berikut Perbedaan Beras Plastik dan Beras Asli
1. Ambil satu sendok makan beras dan bakar dengan korek api.
Jika baunya seperti ketika Anda membakar plastik, maka beras tersebut mengandung plastik!
2. Panaskan satu sendok teh minyak dalam wajan dan cobalah menggoreng beras. Beras plastik mulai mencair dan membentuk lapisan di permukaan wajan.
3. Ambil satu sendok teh beras dan tambahkan ke segelas air dan aduk.
Jika ada beras plastik bercampur di dalamnya, maka akan mengambang di permukaan air. Beras mentah asli tidak akan mengambang, akan tetap di bagian dasar.
4. Rebus sengenggam beras. Setelah beberapa saat, lihatlah nasi mendidih.
Apakah Anda melihat lapisan tebal terbentuk di atas wadah? Bisa jadi karena plastiknya.