Akibat dari Perjanjian Damai yang dinamakan Perjanjian Sugauli pada 1816, tentara Gurkha kemudian menjadi tentara kontrak yang melayani Perusahaan Hindia Timur Britania.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia mengalami suasana euforia. Di tengah suasana sukacita tersebut, Belanda ternyata belum bisa menerima kenyataan diusir dari Indonesia.
Bersama Inggris, Belanda menghimpun kekuatan untuk dapat merebut sejumlah aset, salah satunya adalah Gedung Sate.
BACA JUGA:Jangan Takut Repot, Begini Cara Bikin Kue Putu Ayu, Mudah dan Dijamin Enak
Pertempuran pecah pada 3 Desember selama hampir 2 jam yang mengakibatkan gugurnya tujuh orang pemuda. Lima jenazah ditemukan, dua jenazah lagi tidak ditemukan.
Lima orang pemuda yang jasadnya ditemukan pada peristiwa mempertahankan Gedung Sate tersebut bernama Muchtarudin, Suhodo, Susilo, dan dua lagi tidak diketahui namanya.
Sementara itu dua orang yang tidak ditemukan jenazahnya diyakini bernama Rana dan Rengat. Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibuatlah sebuah prasasti pada 31 Agustus 1952 sebagai bentuk penghormatan kepada tujuh orang pemuda tersebut.
Awalnya prasasti berbentuk batu itu terletak di halaman belakang Gedung Sate. Kemudian, pada 3 Desember 1970, prasasti tersebut dipindahkan ke halaman depan Gedung Sate.
Posisinya tepat berada sejajar dengan pintu masuk Gedung Sate dengan dikelilingi taman dan air mancur.
Gedung Sate sering dikaitkan dengan misteri dan cerita horor karena bangunannya yang besar dan sudah berumur 1 abad. Setidaknya ada 5 misteri yang menjadi perbincangan warga kota Bandung seputar Gedung Sate yaitu lorong rahasia Gedung Sate.
Ada cerita tentang keberadaan sebuah lorong rahasia di bawah tanah yang menghubungkan Gedung Sate dengan Gedung Pakuan. Sosok misterius penghuni Gedung Sate. Sosok kakek botak berjenggot panjang pernah terlihat di dalam bangunan Gedung Sate, namun menghilang dalam sekejap.
Pohon angker, pohon besar di halaman belakang Gedung Sate dipercaya ada penghuninya oleh para pedagang di sekitar kawasan Gedung Sate karena pernah ada pedagang yang buang air kecil di pohon ini dan kemudian mengalami gangguan selama 4 hari.
BACA JUGA:Resep Awet Muda Ala Gus Iqdam, Tampil Cantik dan Memesona Tanpa Perlu Biaya Mahal
5. Lawang Sewu
Lawang Sewu bila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia memiliki arti “seribu pintu”.
Sebutan sewu (seribu dalam bahasa Jawa), merupakan penggambaran masyarakat Semarang tentang banyaknya jumlah pintu yang dimiliki Lawang Sewu, meski dalam kenyataannya jumlah pintu yang ada tidak mencapai seribu, namun lebih tepatnya 429 buah lubang pintu.