BACA JUGA:Sabar, 6 Tanggal Lahir Ini Sering Dituduh Kaya karena Pesugihan
Pada tahun 1900 Masehi, pemerintah Hindia Belanda mengambil langkah menjaga kelestarian monumen ini.
Sebelum seperti sekarang ini, Candi Borobudur pernah jadi tempat pemberontak melarikan diri, angker, dan meminta berkah.
Pada masa Sunan Pakubuwono I bertakhta di Kartasura, muncul pemberontakan yang dipimpin Ki Mas Dana di daerah Enta-Enta. Sunan memerintahkan Bupati Mataram, Ki Jayawinata, untuk memadamkan pemberontakan itu.
Namun, balatentaranya kewalahan dan mundur ke Kartasura. Jayawinata melaporkan peristiwa itu kepada sunan. Sunan kembali mengutus orang kepercayaannya.
Kali ini Bupati Kartasura, Pangeran Pringgalaya, yang diperintahkan untuk mengurus pemberontakan itu. “Tangkap Ki Mas Dana hidup-hidup!” perintah Sunan. Pertempuran terjadi.
Banyak korban bergelimpangan. Pemberontakan berhasil dipadamkan. Namun, Ki Mas Dana melarikan diri ke Bukit Borobudur. Pringgalaya mengejarnya hingga tertangkap dan dibawa ke hadapan sunan untuk menerima hukuman yang kejam.
Kisah itu diceritakan dalam Babad Tanah Jawi yang ditulis pada abad ke-18. Di sana nama Borobudur disebut sebagai tempat pelarian.
4. Gedung Sate
Gedung Sate adalah kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Bangunan ini merupakan aset sejarah yang dikenal tidak hanya dalam skala nasional, tetapi juga internasional.
Gedung Sate masih kokoh berdiri dan menjadi saksi perjalanan pemerintahan Jawa Barat menuju tercapainya masyarakat yang gemah ripah repeh rapih kerta raharja.
BACA JUGA:Bagaimana Rasanya Hidup Miskin, 8 Tanggal Lahir Ini Tidak Pernah Merasakannya
Semula, gedung indah ini disebut Gedung Hebe, yang diserap dari singkatan GB atau Gouvernements Bedrijven.
Peletakan batu pertama pebangunannya dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Wali kota Bandung, B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada 27 Juli 1920.n hingga kini lebih dikenal dengan sebutan Gedung Baru.
Pada Senin, 3 Desember 1945, terjadi peristiwa yang memakan korban tujuh orang pemuda yang mempertahankan Gedung Sate dari serangan pasukan Gurkha yang ditunggangi tentara Inggris dan Belanda.
Tentara Gurkha merupakan orang-orang dari Nepal yang terkenal akan keberanian dan kekuatan fisiknya dalam berperang menggunakan pisau khas mereka, yaitu kukri.