Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dahulu nama Arabnya adalah bab al hadid. Orang Persia menyebutnya dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi.
Hasil foto satelit pada ordinat itu, sudah tidak ditemukan lagi tembok atau pintu besi tersebut. Namun, seorang pengembara Cina, Hiouen Tsiang, pada abad ketujuh pernah melewati pintu berlapis besi saat melakukan perjalanan ke India. Dan, tidak jauh dari tempat tersebut, terdapat sebuah danau yang dinamakan Iskandar Kul.
BACA JUGA:Musim Kemarau Banyak Kebakaran, Perhatikan Masalah Kelistrikan Berikut Ini di Rumah Anda
Pada tahun 842, Khalifah Abbasiyah, al-Watsiq Billah mengutus sebuah tim ke gerbang tersebut yang dipimpin oleh Sallam. Hasilnya, tim ekspedisi ini masih menemukan gerbang di antara gunung-gunung itu selebar 137 meter (ada pula yang menyebut 150 meter) dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa.
Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi itu.
Dalam versi lain, disebutkan para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 masehi di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai 'Babul Hadid' (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade Verger.
BACA JUGA:Ada Dalam Al Quran, Buah Ini Terlarang Bagi Seluruh Umat Islam
Arkeolog Spanyol, Klapigeo, pada 1403 M, pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. 'Babul Hadid' adalah jalan penghubung antara Samarqindi dan India.
Ada juga yang menyatakan, keberadaan tembok tersebut telah tenggelam dan sampai saat ini berada di Azerbaijan dan Armenia, tepatnya di pegunungan yang sangat dan tinggi serta keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam ataupun Rusia, terletak di Republik Georgia.
Al-Syarif al-Idrisi dalam bukunya Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, utusan Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Sallam melihat pegunungan yang terpisah oleh lembah. Luas lembah sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.
Dalam Alquran memang tidak dijelaskan secara detail tentang Zulkarnain berasal dan ke mana saja pengembaraannya. Alquran hanya menyebutkan, Zulkarnain melakukan pengembaraan menuju matahari terbenam dan matahari terbit. Lalu, dalam perjalanan ke utara, Zulkarnain bertemu dengan dua bukit yang dibaliknya terdapat kaum yang bernama Ya'juj dan Ma'juj.
BACA JUGA:Disebutkan Dalam Al Quran, 7 Tanaman Ini Memiliki Banyak Manfaat dan Dipercaya Mempermudah Rezeki
Namun demikian, para ahli tafsir meyakini Zulkarnain berasal dari daratan Mesir yang membangun tembok di sekitar wilayah Asia Tengah. Di wilayah Asia Tengah ini, terdapat beberapa bangsa, seperti Cina, India, Uzbeksitan, dan lainnya. Dengan beberapa kecenderungan yang ada, para ahli tafsir ataupun peneliti kemudian merujuk keberadaan tembok itu berada di wilayah Asia Tengah.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya'juj dan Ma'juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu, angin badai bertiup melemparkan mereka.
Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan) kemudian Samarkand (Uzbekistan), kota Ray (Iran), dan kembali ke Istana al-Watsiq di Surra Man Ra'a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada khalifah.
BACA JUGA:Tidak Lolos Seleksi Administrasi CPNS dan PPPK 2023 Segera Ajukan Sanggahan, Ini Cara dan Jadwalnya