Keluarga Bahagia Menurut Islam
Setiap keluarga tentu ingin melalui kehidupan yang penuh kebahagiaan. Karena itu, setiap keluarga memiliki cara masing-masing untuk menjaga keharmonisan keluarganya agar selalu bahagia. Tapi, bagaimana keluarga yang bahagia menurut Islam? Berikut adalah keluarga bahagia dalam perspektif Islam
1. Istri yang Sholehah
Keluarga yang bahagia menurut Islam adalah termasuk memiliki istri yang sholehah. Hal ini sesuai yang dijelaskan dalam sebuah hadis berikut:
“Dunia adalah harta dan sebaik-baiknya harta adalah wanita yang sholehah.”
Dengan memiliki istri yang sholehah, maka akan membimbing anak-anaknya ke jalan Allah SWT untuk mencapai surga-Nya. Begitu pun ketika sang suami memiliki aib, maka akan ia jaga. Dan ketika anggota keluarganya melakukan kesalahan, maka akan mengingatkan.
2. Anak-Anak yang Berakhlak Karimah
Selain istri yang sholehah, keluarga yang bahagia menurut Islam adalah ketika memiliki anak-anak yang berakhlak karimah. Anak-anak yang berakhlak baik akan memberikan ketenangan di dalam keluarga. Dan Insya Allah, ia juga akan tumbuh menjadi anak mampu membanggakan orang tuanya.
Hal ini sesuai dengan hadis berikut:
“Ada empat kunci kebahagiaan bagi seorang Muslim, yaitu mempunyai istri yang sholehah, anak-anak yang baik, lingkungan yang baik dan pekerjaan yang tetap di negerinya sendiri.”
3. Keluarga yang Barokah
Keluarga yang bahagia menurut perspektif Islam adalah keluarga yang barokah. Sia-sia saja jika memiliki harta banyak tetapi tidak barokah. Jadi, usahakan untuk memanfaatkan rezeki yang dimiliki dengan sebaik mungkin. Carilah rezeki dengan cara yang sesuai ajaran Islam.
Kemudian jangan lupa bahwa harta yang dimiliki juga ada hak orang lain yang harus diberikan. Hal itulah yang akan membuat keluarga menjadi lebih barokah, tenang, dan damai.
4. Keluarga yang Sakinah, Mawaddah dan Rahmah
Keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah adalah keluarga yang penuh ketenangan, saling mencintai, dan saling menyayangi serta dirahmati Allah SWT. Sebagai pasangan suami dan istri, tentunya harus ada kesalingan. Yakni saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.