JAKARTA, RBTVCAMKOHA.COM – Indonesia akan mulai menggunakan minyak sawit sebagai bahan bakar minyak (BBM) di kendaraan bermotor. Hal ini ditegaskan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Informasi ini tentu menjadi angin segar bagi para petani sawit di Provinsi Bengkulu. Jika kebijakan ini diterapkan, hampir dipastikan mempengaruhi harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.
BACA JUGA:INFO PENTING!!! Per 6 Februari, Belum Download MyPertamina Beli BBM Dibatasi Segini
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi dilakukannya hal ini. Salah satunya karena Indonesia akan stop impor bahan bakar fosil pada 2045.
Saat ini menurut Luhut pemerintah tengah melakukan riset pengembangan bahan bakar minyak. Luhut menyatakan Indonesia punya potensi karena memiliki sumber daya minyak sawit yang melimpah ruah.
Karenanya, nanti pada 2045, minyak sawit akan digunakan untuk berbagai kebutuhan. Selain untuk pangan, minyak sawit juga akan dijadikan BBM pada kendaraan bermotor.
BACA JUGA:Pemerintah Kejar BBN B100, Kelapa Sawit Ladang Emas Masa Depan
"Kita sedang riset soal minyak kelapa sawit. Karena kami percaya pada 2045 nanti kami bisa produksi sekitar 100 juta ton minyak sawit. 30 persennya akan diarahkan untuk pangan, dan sisa 70 persennya, kita bisa lakukan riset dan kita bisa bikin etanol," kata Luhut menjelaskan dalam Indonesia Net Zero Pathway: Opportunity and Challenges pada Rabu, 18 Januari 2023.
BACA JUGA:Sawit Jadi BBN B100, Petani Sumsel, Jambi dan Bengkulu Bakal Kaya Raya
Luhut menyatakan bahwa pengembangan bahan bakar alternatif menjadi salah satu dari lima pilar ekonomi hijau yang tengah digarap pemerintah Indonesia.
Empat pilar lainnya yaitu dekarbonisasi sektor kelistrikan, transportasi rendah karbon, industri hijau, serta yang terakhir carbon sinks meliputi carbon caputre dan carbon offset market.
Luhut pun mengaku kebijakan ini bisa mempercepat target pemerintah untuk segera melakukan transisi energi menggunakan energi baru terbarukan (EBT). Sekaligus jika ini sudah dicapai, Indonesia juga akan mempercepat langkahnya untuk menuju kondisi emisi o (net zero emission) yang ditargetkan terjadi pada tahun 2060 mendatang.
BACA JUGA:Bukan Kaleng-kaleng, Proyeksi Ekspor Cakang Sawit Bengkulu ke Jepang Ratusan Miliar