BENGKULU UTARA, RBTVCAMKOHA.COM - Asumsi liar mencuat ke publik pasca dua oknum berinisial ER dan WA, terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh Jatanras Ditreskrimum Polda Bengkulu pada Rabu (18/01) lalu.
Keduanya di OTT karena diduga memeras 17 kepala desa di Bengkulu Utara, barang bukti uang puluhan juta.
BACA JUGA:Biaya Haji Diusulkan Naik Jadi Rp 69 Juta, KOMNAS Haji Sebut Demi Kemaslahatan
Kepala desa disebut-sebut sengaja menjebak kedua oknum wartawan setelah memaksa meminta realisasi dana desa tahun 2020-2022, melalui surat.
Diduga karena takut menimbulkan masalah jika data tersebut diberikan, akhirnya para kepala desa diduga sengaja menjebak kedua oknum wartawan.
BACA JUGA:Peras Kades, Oknum Wartawan Terjaring OTT, Begini Modusnya
BACA JUGA:Pasca OTT Oknum Wartawan, Kadis Kominfo Diperiksa Polisi
BACA JUGA:Terjaring OTT Peras Kades, Ternyata Gunanya untuk Ini
Apa benar? Asumsi itu dibantah oleh Ketua Forum Koordinasi Kepala Desa (FKKD) Kecamatan Kerkap, Indra Nadi.
Indra Nadi sekaligus Kepala Desa Banyumas ini menjelaskan, bahwa kepala desa kebingungan ketika diminta realisasi DD tahun 2020-2022. Sebab dari 17 desa, 16 desa dijabat oleh kepala desa yang baru, sejak bulan Agustus 2022 lalu.
"Kami kan kades baru. Diminta data dari tahun 2020, kami kebingungan waktu menerima surat itu," ucap Indra Nadi, Jumat (20/01).
BACA JUGA:Tamatan SMP Buruan Daftar, Minta SK dari Kades, Ini Syarat Jadi Komponen Cadangan
Lebih jauh dikatakan Indra, untuk transparansi kegiatan dana desa, seyogyanya dapat dilihat oleh publik di papan baliho pengumuman APBDes, yang terpampang di depan kantor desa.
Serta ada pula laporan realisasi kegiatan dan anggaran DD d akhir tahun anggaran.
"Kan sudah ada di baliho, kita umumkan semua. APBDes ditulis lengkap. Akhir tahun juga ada laporan kegiatan realisasi dana desa," tambah Indra Nadi.