1. Penyebarannya Cepat
Subvarian Eris dari virus corona penyebab Covid-19 diketahui memiliki kemampuan penyebaran yang lebih cepat daripada varian lainnya.
BACA JUGA:BKKBN Buka Lowongan Kerja Satgas Stunting 2024, Lulusan SMA hingga S1 Buruan Daftar
John Swartzberg, seorang pakar penyakit menular dari Berkeley's School of Public Health, menyatakan bahwa subvarian ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hal penularan, mengalahkan pendahulunya.
Mulai dengan laju penyebaran yang lambat, subvarian ini kemudian menunjukkan kecenderungan untuk meningkat secara pesat seiring berjalannya waktu.
2. Memiliki Gejala yang Ringan
Subvarian Eris EG.5 dari virus corona, meskipun diyakini menyebar dengan cepat, tetapi diperkirakan menimbulkan gejala yang lebih ringan jika dibandingkan dengan varian Corona lainnya.
Beberapa gejala umum yang sering terjadi pada individu yang terinfeksi Covid-19 subvarian Eris termasuk demam, kelelahan, batuk, sakit kepala, dan pilek.
BACA JUGA:Ini Masjid Tua di Indonesia dan Dunia, Selain Tempat Ibadah juga Bagus untuk Tujuan Wisata
Kelompok orang yang dianggap paling rentan terhadap dampak serius termasuk lansia, individu dengan sistem kekebalan yang melemah, dan mereka yang menderita penyakit kronis.
Meskipun penyebarannya dapat terjadi dengan cepat, pemahaman ini dapat membantu masyarakat untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan terkait dengan subvarian Eris EG.5.
3. Lolos Dari Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
Subvarian Eris, yang telah menjadi fokus perhatian WHO, menunjukkan kemampuannya untuk melewati pertahanan alami sistem kekebalan tubuh manusia.
Dalam laporan resmi, WHO menggambarkan bahwa EG.5 memiliki karakteristik mutasi pada protein tertentu yang berpotensi mengakibatkan sebagian kekebalan yang diperoleh melalui infeksi sebelumnya atau vaksinasi menjadi kurang efektif.
BACA JUGA:Semuanya Ada di Pantai Panjang Bengkulu, Keindahan, Hotel hingga Lokasinya Dekat dengan Kota
Analisis lebih lanjut, seperti yang dikutip dari sumber medis terpercaya seperti laman Yale Medicine, mendukung temuan ini.