NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Suku Baduy merupakan suku yang berasal dari provinsi Banten, Indonesia. Baduy awalnya merupakan nama yang diberikan oleh peneliti Belanda, yang diduga merupakan pelesetan kata Badawi dalam bahasa Arab, yang artinya berpindah-pindah atau nomaden.
BACA JUGA:Pria di Suku Ini Berlomba Jadi Gemuk, Makin Gendut Kian Tampan dan Dapat Penghargaan
Nama Baduy kemudian melekat di kalangan masyarakat. Suku Baduy terbagi menjadi dua, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Perbedaan suku Baduy Dalam dan Baduy Luar dapat dilihat dari tradisi dan norma adat yang berlaku di dalamnya.
Baduy Luar secara tradisi dan norma telah dipengaruhi oleh budaya modern. Untuk menopang kehidupan sehari-hari, Ketua Adat atau biasa disebut Jaro memperkenankan warganya menggunakan barang elektronik maupun produk buatan pabrik. Mereka umumnya juga lebih terbuka dan mau menerima tamu dari luar, bahkan mancanegara, untuk menginap di rumah mereka.
Umumnya mereka menggunakan baju serba hitam atau biru tua saat melakukan aktivitas. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Baduy Luar telah terkontaminasi dengan budaya modern.
Ditinjau dari jumlah penduduknya, masyarakat Baduy Luar memiliki kelompok besar berjumlah ribuan orang. Mereka menempati puluhan kampung di bagian utara Kanekes seperti daerah kaduketuk, cikaju, gajeboh, kadukolot, Cisagu, dan sebagainya
Sementara masyarakat Baduy Dalam umumnya lebih tertutup dan tidak menerima pengaruh budaya dari luar. Mereka memegang teguh konsep pikukuh, dengan kata lain tidak ada perubahan sesedikit mungkin atau tanpa perubahan apa pun. Aturan ini diterapkan secara mutlak dalam keseharian mereka, sehingga banyak pantangan yang masih sangat ketat diberlakukan.
BACA JUGA:6 Suku Ini Punya Ilmu Sihir Paling Ganas, Nomor 4 Bisa Menyerang Bagian Vital Manusia
Baduy Dalam memiliki tiga kampung yang bertugas menyediakan kebutuhan dasar semua masyarakat. Tugas ini dipimpin oleh Pu’un selaku ketua adat tertinggi, serta dibantu oleh Jaro sebagai wakilnya. Sebagai tanda kepatuhan sekaligus pengakuan kepada penguasa, masyarakat Baduy secara rutin melaksanakan Seba. Jika tak ada halangan, tradisi ini rutin diadakan setahun sekali. Mereka menyerahkannya hasil bumi kepada penguasa setempat, yaitu Gubernur Banten.
Untuk kesehariannya masyarakat Baduy Dalam umumnya dominan menggunakan balutan berwarna putih. Kadang hanya bagian celananya saja berwarna hitam ataupun biru tua. Warna putih itu melambangkan kesucian dan budaya yang tidak terpengaruh dari luar.
BACA JUGA:Menolak Kemajuan Zaman, 13 Suku di Indonesia Masih Tinggal di Hutan, Ada yang Tinggal di Atas Pohon
Jumlah berpenduduk Baduy Dalam hanya ratusan jiwa serta tersebar di tiga daerah, yaitu kampong Cibeo, Cikeusik, dan Cikartawana. Meskipun tergolong sebagai suku yang unik, suku Baduy memiliki sejumlah persamaan dengan suku lain dalam hal menjalani gaya hidup. Seperti memasak dengan kayu bakar yang merupakan cara tradisional.
Suku Baduy tidak memiliki kamar mandi di dalam rumahnya, sedangkan bilik untuk mandi terdapat di tepi sungai. Namun, suku ini juga menyediakan rumah khusus untuk para tamu atapun wisatawan yang dilengkapi dengan kamar mandi.