"Kita masih melakukan penyelidikan, dugaan sementara memang karena kehabisan oksigen karena mesin penyedot air ada di tengah sumur," kata Iptu. Amir Lukman Hakim.
Tanda Sumur Berbahaya
Sumur timba atau sumur konvensional yang lama tidak digunakan dan ditutup rapat, biasanya mengandung gas beracun. Sumur jenis ini tentunya sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian bagi orang yang memperbaiki sumur.
Lantas bagaimana cara mengetahui sumur mengandung gas beracun? Simak penjelasannya di bawah ini.
BACA JUGA:Peluang Kerja Akhir Tahun, PT Arutmin Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk 3 Posisi
Jenis Gas Beracun dalam Sumur
Karbon monoksida (CO)
Saat paru-paru bernafas, gas yang dihirup adalah Oksigen (02), tetapi jika seseorang menghirup gas lain yang berbahaya salah satunya Karbon monoksida (CO), tentunya hal ini merupakan hal yang buruk. Gas karbon monoksida (CO) berasal dari pembakaran bahan bakar mesin pompa air yang tidak sempurna. Pada waktu yang bersamaan, hasil pembakaran akan menghasilkan gas buang lain seperti karbon dioksida (CO2).
Jenis kedua gas ini tentu sangat berbahaya jika dihirup oleh manusia. Gas CO akan masuk dalam sistem pernafasan dan terikat dalam aliran darah dalam paru-paru, sehingga seseorang akan menjadi lemas, tidak menutup kemungkinan akan terjatuh dalam sumur dan mengakibatkan kematian.
BACA JUGA:Sumber Energi Ramah Lingkungan, Indonesia Sudah Bangun 4 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terbesar
Hidrogen Sulfida (H2S)
Gas beracun memiliki ciri tidak berwarna dan beraroma seperti telur busuk. Juga memiliki massa jenis yang lebih besar dari massa jenis udara, sehingga gas ini sering ditemukan pada tempat-tempat rendah seperti sumur. Gas ini juga biasanya terkandung pada gas-gas gunung berapi, industri tambang dan industri kayu.
Gas ini berasal dari bakteri yang memecah senyawa organik tanpa oksigen, misalnya gas yang berada dalam lumpur atau tanah becek dan pipa-pipa pembuangan kotoran atau bekas timbunan sampah.
Jika gas ini terhisap oleh manusia melalui paru-paru, maka gas akan terserap cepat oleh darah dan otomatis dibawa ke otak. Selanjutnya akan mencegah fungsi enzim cytochrome oxydase yang sangat penting untuk pernafasan sel otak.