NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Media massa saat ini sedang dihebohkan dengan beberapa aksi penolakan terhadap hasil seleksi PPPK 2023 sudah muncul di sejumlah daerah di Indonesia. Jika kita mengetik pencarian di google tentang PPPK, maka yang akan muncul adalah beberapa judul berita mengenai penolakan terhadap hasil pengumuman kelulusan PPPK di sejumlah instansi pemerintah daerah.
Dugaan adanya kecurangan menjadi pemicu aksi tolak hasil seleksi PPPK 2023 di beberapa daerah ini.
Dewan Pembina Forum Honorer K2 Tenaga Teknis Administrasi Indonesia Nur Baitih, yang kerap juga disapa Bunda Nur ini juga mengungkapkan tentang keheranannya terhadap pengumuman kelulusan PPPK 2023. Selain itu, beliau juga merasa heran karena banyaknya honorer peserta seleksi PPPK 2023 yang melamar di luar instansi tempatnya mengabdi, justru lulus.
Namun ironisnya, honorer K2 teknis yang melamar di instansi tempatnya selama ini mengabdi, malah banyak yang tidak lulus.
"Ini aneh sekali. Katanya honorer K2 yang melamar di luar instansinya mengabdi akan dianggap sebagai pelamar umum sehingga tidak mendapatkan afirmasi honorer K2," ungkap Bunda Nur.
BACA JUGA:8 Prosessor Acer Predator Helios, Sebelum Merintis Jadi Pro Player Pelajari Dulu Hal Basic Ini
Selain itu juga Bunda Nurbaiti mengungkapkan bahwa perasaannya kini campur aduk. Di satu sisi, dia sebenarnya ikut senang banyak honorer K2 teknis yang lulus, yang berarti tinggal sedikit lagi jumlahnya yang akan diselesaikan pada 2024. Namun, Bunda Nur menyesalkan ketidakkonsistenan pemerintah terhadap kebijakan yang telah dibuatnya sendiri.
Bunda Nur kembali mengatakan, bahwa di awal sosialisasi perekrutan PPPK 2023, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) telah menyampaikan, bagi peserta yang ingin mendapatkan afirmasi harus melamar di instansi tempatnya bertugas.
"Katanya keluar instansi jadi pelamar umum," kata Bunda Nur.
BACA JUGA:Pinjaman Rp 50 Juta di KUR BSI Bebas Riba, Cicilan Tidak Sampai Rp 1 Juta
Namun faktanya, ini justru banyak yang lulus. Selain itu, hampir semua yang menyeberang ke instansi dengan kuota banyak, malah lulus. Sementara, honorer K2 teknis melamar di instansinya sendiri tidak lulus, karena kuota sedikit meskipun nilainya tinggi.
Bunda Nur melihat sistem persaingan dan nilainya juga aneh. Honorer K2 nilainya beda sedikit dengan yang non-K2 karena dia masuk di pendataan, maka yang K2 kalah.
"Seharusnya ada afirmasi khusus untuk honorer K2 walaupun mereka sama-sama masuk di pendataan non-ASN. Honorer di luar instansi nilai rendah lulus karena kuotanya banyak," lanjut Bunda Nur.
Bunda Nur masih ingat honorer K2 yang instansi menyediakan formasi meski minim, sempat tergoda untuk melamar di instansi lain. Itu karena instansi lainnya tersedia formasinya yang lebih banyak.