- Asuransi Kesehatan Swasta: Premi asuransi swasta dapat bervariasi tergantung pada produk, cakupan, dan kondisi peserta. Premi bisa dinegosiasikan antara perusahaan asuransi dan peserta.
- BPJS Kesehatan: Iuran BPJS Kesehatan ditetapkan oleh pemerintah dan memiliki ketentuan standar untuk semua peserta, yang bersifat wajib dan tidak bisa dinegosiasikan.
4. Mekanisme Rujukan
- Asuransi Kesehatan Swasta: Mekanisme rujukan dalam asuransi swasta mungkin ada, tetapi tidak seketat BPJS. Peserta dapat lebih leluasa dalam memilih faskes atau rumah sakit.
- BPJS Kesehatan: BPJS Kesehatan memiliki mekanisme rujukan yang ketat. Peserta harus melalui faskes tingkat pertama sebelum dirujuk ke faskes yang lebih tinggi, mengikuti prosedur yang ditetapkan.
BACA JUGA:Cara Mudah Daftar KUR BSI 2024 Online, Kredit Rp 25 Juta Tidak Ada Bunga
5. Jaringan Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
- Asuransi Kesehatan Swasta: Asuransi swasta biasanya memiliki jaringan rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang lebih luas dan beragam di berbagai wilayah.
- BPJS Kesehatan: Jaringan faskes dan rumah sakit BPJS Kesehatan lebih terbatas dan tergantung pada wilayah tempat tinggal peserta.
6. Manfaat dan Cakupan
- Asuransi Kesehatan Swasta: Manfaat dan cakupan asuransi swasta dapat lebih bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta. Peserta dapat memilih produk dengan manfaat yang sesuai.
- BPJS Kesehatan: BPJS Kesehatan menetapkan standar manfaat yang harus diikuti oleh semua peserta. Cakupannya mungkin lebih terbatas dibandingkan dengan asuransi swasta.
BACA JUGA:Apakah Asuransi Kesehatan Bisa Double Claim? Begini Penjelasanya, Pahami Keuntungan Ikut Asuransi
7. Masa Tunggu
- Asuransi Kesehatan Swasta: Masa tunggu dalam asuransi swasta dapat bervariasi tergantung pada produk dan perusahaan. Beberapa produk mungkin memiliki masa tunggu yang lebih singkat.
- BPJS Kesehatan: BPJS Kesehatan terkadang memiliki masa tunggu yang lebih lama, terutama untuk jenis perawatan tertentu, seperti perawatan penyakit kritis.