Sejarah Carok dan Legenda Sakera di Madura, Simbol Perlawanan dan Jaga Kehormatan

Rabu 24-01-2024,22:15 WIB
Reporter : Novan Alqadri
Editor : ahmad afandi

Carik Rembang, yang bertugas mencari tanah untuk ekspansi pabrik gula Belanda, menggunakan taktik teror untuk mendapatkan tanah dengan harga murah.

Pak Sakera, tidak menerima perlakuan ini, memilih untuk membela rakyat kecil yang menjadi korban teror tersebut. 

Berbagai upaya dilakukan Pak Sakera untuk menggagalkan rencana Carik Rembang dan Belanda. 

Namun, tindakan ini membuatnya dilaporkan kepada penguasa kolonial.

BACA JUGA:Bentuknya Unik dan Rasanya Lezat, Ini Sejarah Cromboloni alias Pastri Prancis yang Lagi Viral

Sebagai respon, Belanda menyewa seorang jagoan bernama Markasan untuk membunuh Pak Sakera. 

Markasan menantang Pak Sakera untuk beradu

Dalam pertarungan tersebut, Pak Sakera berhasil membunuh Markasan, tetapi juga terluka parah. Ia kemudian ditangkap dan digantung oleh Belanda. 

Sebelum meninggal, Pak Sakera berpesan kepada anaknya, Brodin, untuk melanjutkan perjuangannya.

Brodin, yang juga seorang pemberontak, kemudian berkonflik dengan Carik Rembang, yang masih berkuasa di Madura. Carik Rembang, yang dendam kepada keluarga Pak Sakera, mencoba membunuh Brodin dengan cara yang sama seperti ayahnya.

BACA JUGA:Rumah di Kota Bengkulu Ini Sejarah Penting Kemerdekaan Indonesia, dari Dalamnya Lahir Pemimpin Bangsa

Namun, Brodin berhasil menghindari serangan Carik Rembang dan melukainya dengan celurit. 

Celurit adalah senjata tradisional Madura yang berbentuk sabit. Brodin kemudian melarikan diri dan bergabung dengan kelompok pemberontak lainnya.

Dari peristiwa ini, istilah “carok” muncul dan dihubungkan dengan senjata celurit. 

Celurit, yang awalnya adalah simbol perlawanan, menjadi simbol kekuasaan dan pertarungan antar golongan.

Bagaimana Situasi Sekarang?

Kategori :