Ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa dalam penyebab terjadinya petir dikarena hujan, butiran es dan kilat mempunyai peran yang sangat penting, suatu penemuan yang sudah disebutkan jauh-jauh hari dalam al-Qur’an surah an-Nur : 43.
أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يُزۡجِي سَحَابٗا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيۡنَهُۥ ثُمَّ يَجۡعَلُهُۥ رُكَامٗا فَتَرَى ٱلۡوَدۡقَ يَخۡرُجُ مِنۡ خِلَٰلِهِۦ وَيُنَزِّلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن جِبَالٖ فِيهَا مِنۢ بَرَدٖ فَيُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ وَيَصۡرِفُهُۥ عَن مَّن يَشَآءُۖ يَكَادُ سَنَا بَرۡقِهِۦ يَذۡهَبُ بِٱلۡأَبۡصَٰرِ
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan".
BACA JUGA:Pasutri Kena Begal 2 Pria Bertopeng, Uang Rp4,5 Juta Dibawa Kabur Pasca Ditodong Sajam
Lalu, ketika kita mendengar petir atau guntur, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan doa sebagai berikut: “Subhanalladzi sabbahat lahu,” (Mahasuci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya).
“Subhanalladzi yusabbihur ro’du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih,” (Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya).
Mengapa kita dianjurkan untuk berdoa? Dahsyatnya petir dimaknai umat Islam sebagai bentuk tasbih dari para malaikat yang menjaga langit.
BACA JUGA:Bocah 12 Tahun Tewas Tersambar Petir di Dalam Rumah, saat Itu Korban Main Hp
Sebagaimana disebut dalam Al-Quran: “Dan guruh bertasbih memuji-Nya demikian pula para malaikat karena takut kepada-Nya.” (QS. ar-Ra’d: 13).
Dalam haditsnya juga disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut petir sebagai suara para malaikat.
“Ar-Ra’du (petir) ialah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.” (HR. Tirmizi).
Ibnu Taimiyah menyampaikan bahwa yang namanya gerakan pasti menimbulkan suara. Malaikat yang menggerakkan melalui menggetarkan awan, dan dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Ketika menafsirkan surat al-Baqarah ayat 19, Imam As-Suyuthi menjelaskan bahwa ar-Ra’du ialah malaikat yang ditugasi mengatur awan. Dalam tafsir Jalalain disebutkan bahwa ar-ra’du adalah suara malaikat.
Umat Islam meyakini ar-Ra’du maknanya bahwa malaikat yang ditugasi mengatur suara, atau awan dari malaikat tersebut yang tengah bertasbih dan mengatur awan.
BACA JUGA:Debitur Pinjol Harus Pahami! Ini Aturan Baru Pinjol 2024 Tentang Debt Collector