Petir mirip dengan loncatan elektron yang terjadi saat mencolokkan barang elektronik ke sumber listrik, sering disertai dengan percikan api.
11. Kembalinya petir ke awan
Setelah petir meloncat ke tanah, ia kembali menuju awan melalui jalur yang sama. Proses terjadinya petir memerlukan waktu yang relatif singkat untuk bergerak dari titik A ke titik B.
BACA JUGA:Bagaimana Cara Mendinginkan Hp yang Sedang Panas? Begini Hal yang Harus Dilakukan
12. Pemisahan ruang udara
Saat petir meloncat ke tanah, terjadi pemisahan ruang pada udara karena udara panas tidak memiliki cukup waktu untuk bergerak, menghasilkan tekanan udara yang meningkat hingga 10-100 kali lipat dari tekanan udara normal atmosfer.
13. Ledakan atau Guntur
Tekanan udara yang meningkat meledak keluar dari saluran listrik, membentuk gelombang kejut partikel yang terkompresi ke segala arah, menghasilkan suara ledakan atau guntur.
Menurut prinsip-prinsip yang diterapkan dalam ilmu fisika, sumber terjadinya petir dapat diidentifikasi pada awan Cumulonimbus atau lebih dikenal sebagai awan guruh.
Awan ini memiliki karakteristik unik berupa gumpalan dengan dimensi vertikal yang jauh lebih besar dibandingkan dengan dimensi horizontalnya.
BACA JUGA:Simulasi Pinjaman Kredit Pintar, Angsuran Per Bulan Cuma Rp 900 Ribuan, Suku Bunga Rendah
Bahkan, ukuran vertikalnya bisa mencapai ketinggian sekitar 14 kilometer, sementara dimensi horizontalnya berkisar antara 1,5 hingga 7,5 kilometer.
Perbedaan dimensi vertikal dan horizontal ini menciptakan perbedaan suhu yang signifikan antara bagian atas dan bawah awan.
Ketinggian yang mencapai sekitar 8 kilometer dari permukaan atas awan ke permukaan bumi menyebabkan perbedaan suhu yang cukup mencolok.
Suhu di bagian bawah awan mungkin sekitar 13℃, sementara suhu di bagian atasnya bisa turun drastis hingga mencapai -65℃.
BACA JUGA:Pinjaman Dana Tunai BNI Bunga 1 Persen, Begini Cara Pinjam Uang Mulai dari Rp 1 Juta