Bagaimana Cara Melihat Hilal yang Benar? Jangan Sampai Salah Begini Caranya

Kamis 04-04-2024,11:59 WIB
Reporter : Tianzi Agustin
Editor : Purnama Sakti

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Bagaimana cara melihat hilal yang benar? Jangan sampai salah begini caranya.

Puasa wajib yang dijalankan sekali setahun terutama pada bulan Ramadan, merupakan kewajiban agama yang dijalankan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Sebaliknya, Hari Raya Idul Fitri, yang dirayakan pada awal bulan Syawal, merupakan momen penting dalam agama Islam yang ditandai dengan kegembiraan dan kerukunan umat setelah menyelesaikan ibadah puasa Ramadan.

BACA JUGA:Bagaimana Cara Melihat Hilal di Zaman Nabi? Ternyata Begini Caranya

Dalam mengejar kebenaran dan keakuratan, pertanyaan tentang bagaimana cara melihat hilal dengan benar menjadi sangat relevan, karena kesalahan dalam pengamatan ini dapat berdampak besar pada penentuan awal bulan dalam kalender Islam. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami dengan jelas dan tepat langkah-langkah yang harus diambil agar proses pengamatan hilal tidak mengalami kesalahan.

Hilal merupakan lengkungan bulan sabit paling tipis yang berkedudukan pada ketinggian rendah di atas ufuk barat pasca matahari terbenam (ghurub) dan bisa diamati.

Dalam menentukan awal bulan Ramadan dan Syawal, ada dua metode yang umum dilakukan, yaitu hisab dan rukyatul hilal atau rukyah.

BACA JUGA:Apa Itu Hilal yang Menentukan Puasa Ramadhan dan Idul Fitri? Bagaimana Cara Melihatnya?

1. Hisab

Dalam buku Pedoman Hisab Muhammadiyah, dijelaskan bahwa konsep hisab berasal dari bahasa Arab, yakni al hisab, yang mengacu pada perhitungan atau pemeriksaan. 

Secara khusus, dalam konteks fikih, hisab berkaitan dengan penentuan waktu-waktu ibadah yang penting bagi umat Islam.

Hisab digunakan untuk menghitung waktu dan arah secara akurat guna keperluan pelaksanaan ibadah, seperti penentuan waktu shalat, puasa, Idul Fitri, pelaksanaan ibadah haji, dan waktu salat gerhana. 

Dasar penggunaan hisab untuk menentukan awal bulan Hijriah diambil dari ayat-ayat Al-Quran, seperti surat Ar Rahman ayat 5 yang menyebutkan, "Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan," serta surat Yunus ayat 5 yang menyebutkan, "Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-temat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun perhitungan (waktu)." 

BACA JUGA:Jangan Terlalu Sering! Ini Efek Minuman Pemanis Buatan, Jenis-jenis dan Ciri-cirinya

Kategori :