6. Tokoh Besar
Tokoh besar terakhir dalam garis tasawuf klasik adalah Ab? H?mid al-Ghaz?l? (wafat 1111), yang menulis, di antara banyak karya lainnya, I?y?? ul?m al-d?n (“The Revival of the Religious Sciences”), sebuah karya komprehensif yang membangun mistisisme moderat melawan tren teosofi yang berkembang—yang cenderung menyamakan Tuhan dan dunia.
BACA JUGA:5 Rest Area SPBU Pelabuhan Merak yang Bisa Dikunjungi Selama Mudik Lebaran 2024
Adik laki-lakinya, A?mad al-Ghaz?l, menulis salah satu risalah paling halus (Saw?ni?; “Kejadian” [yaitu, pemikiran menyimpang]) tentang cinta mistik, subjek yang kemudian menjadi subjek utama puisi Persia.
7. Kontribusi Membentuk Masyarakat Islam
Saat itu, cita-cita dasar tasawuf merasuk ke seluruh dunia Islam; dan di perbatasannya seperti, misalnya, di India, para sufi banyak berkontribusi dalam membentuk masyarakat Islam.
Kemudian beberapa Sufi di India dibawa lebih dekat ke mistisisme Hindu dengan penekanan berlebihan pada gagasan kesatuan ilahi yang hampir menjadi monisme—perspektif religiofilosofis yang menurutnya hanya ada satu realitas dasar, dan perbedaan antara Tuhan dan dunia (dan kemanusiaan) cenderung menghilang.
BACA JUGA:Segini Tarif Tol Lampung Palembang Terkini Berdasarkan Golongan Kendaraan
8. Pengaruh Tidak Surut
Pengaruh ordo mistik tidak surut; agak orde baru muncul, dan sebagian besar sastra masih diwarnai dengan gagasan dan ekspresi mistis.
Para reformis politik dan sosial di negara-negara Islam seringkali menolak tasawuf karena mereka umumnya menganggapnya terbelakang, menghambat perkembangan masyarakat yang bebas.
Dengan demikian, ordo dan pondok darwis di Turki ditutup oleh Kemal Mustafa Atatürk pada tahun 1925. Namun, pengaruh politik mereka masih terasa, meskipun di bawah permukaan.
Pemikir Islam modern seperti filsuf India Mu?ammad Iqb?l telah menyerang mistisisme monis tradisional dan telah kembali ke cita-cita klasik atau cinta ilahi seperti yang diungkapkan oleh all?j. Kegiatan mistikus Muslim modern di kota-kota sebagian besar terbatas pada pendidikan spiritual.
9. Sastra Sufi
Meskipun ada sebuah Hadis mengenai perkataan Nabi Muhammad yang mengklaim bahwa "dia yang mengenal Tuhan menjadi diam," para Sufi telah menghasilkan literatur yang mengesankan dan dapat mempertahankan aktivitas menulis mereka dengan Hadis lain: "Dia yang mengenal Tuhan banyak berbicara.”
BACA JUGA:Jangan Sampai Tertipu Jika Ingin Ajukan Pinjol! Cek di Sini Daftar Pinjol Ilegal Terbaru 2024