Tak dapat dipungkiri, hal itu membuat intensitas pengunjung di kawasan wisata ini terus mengalami penurunan setiap tahunnya.
BACA JUGA:Selain Berikan THR, Kades Ini juga Biayai BPJS Warganya, Darimana Sumber Uangnya?
Hufni Kaum, salah satu masyarakat sekaligus pengelola wisata Pantai Tapak Batu mengatakan, Pantai Tapak Batu menjadi salah satu wisata tertua di Kabupaten Bengkulu Utara, dikelola dan dibuka untuk umum sejak tahun 80 an.
Namun sejak dulu, kawasan wisata hanya dikelola secara mandiri oleh masyarakat dan karang taruna.
BACA JUGA:Ingin Liburan Lebaran 2024 di TMII? Ini Info Lengkap Daftar Wahana di TMII dan Harga Tiketnya
Alih-alih bisa menciptakan hal yang dapat menambah daya tarik wisata, untuk mempertahankan agar tetap menarik dikunjungi sudah memakan biaya yang tidak sedikit.
“Ini salah satu wisata tertua di Bengkulu Utara, sejak tahun 80 an sudah dikelola dan dibuka untuk umum. Dari dulu cuma dikelola oleh masyarakat di sini,” kata Hufni.
BACA JUGA:Harga Tiket Masuk Taman Mini 2024 serta Rangkaian Acara Selama Minggu Lebaran di TMII
Entah sampai kapan kawasan wisata ini dapat terus eksis. Kian tahun kian ditinggalkan. Belum lagi terus bermunculan wisata-wisata baru, yang siap bersaing menarik perhatian pengunjung.
Menjadi harapan, agar wisata yang menjadi salah satu ikon Kabupaten Bengkulu Utara ini dapat menjadi perhatian oleh pemerintah.
“Masyarakat tentu berharap agar ada solusi dari pemerintah daerah. Kami ingin wisata tapak batu ini tetap eksis, tidak kalah dengan wisata lain. Ini merupakan ikon Kabupaten Bengkulu Utara,” ucap Hufni.
BACA JUGA:Semua Warga di Desa Ini Dapat THR Rp 400 Ribu dari Kades, Orang Kaya juga Dapat
(Novan Alqadri)