NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Dijuluki gunung emas! pusatnya harta karun tertua di Indonesia tepatnya di Pesisir Selatan Sumatera Barat.
Titik Lokasi Harta Karun Peninggalan Zaman Belanda 150 Tahun Lalu di Pesisir Selatan yang Dijuluki Gunung Emas.
BACA JUGA:Harta Karun di Indonesia yang Berharga dan Dicari Dunia, Salah Satu Lokasinya Ada di Lumpur Lapindo
Di tengah gemuruh zaman, keberadaan Tambang Gunung Arum, yang terletak di Desa Salido Ketek, Nagari Tambang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, menjadi bukti nyata dari kekayaan sejarah Indonesia.
Tambang ini, yang juga dikenal dengan sebutan Tambang Salido, menjelma menjadi simbol kejayaan masa lalu yang terpatri dalam sejarah tambang emas di Nusantara.
BACA JUGA:Harta Karun Tersembunyi di Tanah NTB, Segini Perkiraan Tambang Emas Dompu NTB
Perjalanan panjang Tambang Gunung Arum sebagai tambang emas tertua di Indonesia menandai rentetan cerita epik perjuangan dan ketekunan manusia dalam mengejar impian.
Terletak di pusat kehidupan masyarakat Desa Salido Ketek, tambang ini tidak hanya menjadi saksi bisu dari kekayaan alam yang melimpah, tetapi juga menawarkan cerita yang menggetarkan jiwa tentang perjalanan panjang manusia dalam menaklukkan alam demi memperoleh kekayaan.
BACA JUGA:Terbesar Nomor 2 di Indonesia, Segini Harta Karun yang Ada di Tambang Emas Batu Hijau NTB
Dengan keberadaannya yang legendaris, Tambang Gunung Arum memperkuat esensi sejarah Indonesia yang kaya akan ragam budaya dan kearifan lokal.
Sebagai salah satu cagar budaya yang dilestarikan, tambang ini tidak hanya menjadi obyek wisata sejarah yang menarik, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi generasi masa kini untuk menggali lebih dalam akan kekayaan warisan nenek moyang dalam mengeksplorasi potensi alam.
BACA JUGA:Harta Karun Intan, Ini 7 Daerah Penghasil Intan Terbesar di Indonesia
Pada 1732 kegiatan tambang kembali dibuka, kali ini dipimpin ahli bernama Bollman. Eksplorasi di tambang itu ditingkatkan dengan membuat lubang galian baru sepanjang 300 meter.
Hasil tambang dilaporkan meningkat, rata-rata per ton batu tambang mengandung bijih emas senilai f 1.350.
Berdasarkan studi R.J Verbeek, yang ditulis di 1880, tambang Salido Ketek menghasilkan 800 ton bijih emas antara 1669 hingga 1735, dengan nilai f 1.200.000 atau rata-rata f 1.500 per ton.