Tergiur dengan hasil penambangan, sebuah perusahaan dari Rotterdam, Girobank, ikut menambang di bawah pimpinan Kriekhaus.
BACA JUGA:17 Jenis Harta Karun yang Ada di Indonesia, Masih Digarap Hingga Saat Ini
Namun terus merugi. Kriekhaus mencoba tetap bertahan sambil mencari metode dan teknologi baru, untuk meningkatkan hasil tambang Salido Ketek.
Beberapa tahun kemudian, Tambang Salido masih beroperasi di bawah pimpinan Ir. De Greve. Karena merugi terus, tambang Salido akhinrya ditutup pada tahun 1928.
Hingga kini, bekas kegiatan penambangan masih berdiri di Desa Salido Ketek dan menjadi tujuan wisata.
BACA JUGA:Bukan Emas, 7 Daerah Ini Keruk Harta Karun Berharga yang Jumlahnya Jutaan Ton per Tahun
Sejarah Tambang Salido atau Tambang Gunung Arum yang kerap disebut gunung emas, menghampar megah di tepian Pesisir Selatan, menjadi peninggalan bersejarah yang maha tua, bukan hanya di Sumatra, namun mungkin di seluruh Nusantara.
Meski demikian, sayangnya, minat para sejarawan untuk mengungkap rahasia dan legenda yang melingkupi tambang ini masihlah minim, padahal studi sejarah pertambangan mulai menarik perhatian secara global akhir-akhir ini.
BACA JUGA:KUR BCA 2024, Tabel Angsuran Pinjaman Rp 10-50 Juta dengan Bunga Pinjaman 6-9 Persen Per Tahun
Sebelum VOC mendarat di pesisir barat Sumatra, kekayaan emas yang terkandung di Salidi telah menjadi objek penambangan oleh penduduk asli setempat.
Bahkan, jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa di Nusantara, cerita tentang Pulau Emas telah mencapai telinga orang Eropa melalui narasi-narasi para pelaut Arab yang menjelajahi lautan luas.
BACA JUGA:Ini Dia 5 Lokasi di Indonesia yang Menyimpan Harta Karun Nikel, Jumlahnya Capai 17,6 Miliar Ton
Bahkan, penyair terkenal Portugal, Luiz de Camoens (1524-1580), melukiskan dalam karyanya yang monumental, "Os Lusiadas" (diterbitkan pada tahun 1572), sebuah epik yang mengisahkan tentang Gunung Ophir di Pasaman, Sumatra, yang kaya akan emas, yang diambil dan diperdagangkan oleh penduduk setempat dengan pedagang asing.
Meski Camoens tidak pernah sampai ke Sumatra, petualangannya hanya berbatas di Goa, India.
BACA JUGA:Bencana Kabupaten Lebong, Air Berangsur Surut lalu Menyusul Longsor dan Jembatan Putus
Meskipun demikian, hasil awal dari penambangan ini belum memuaskan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh penggunaan dana yang boros dan administrasi tambang yang tidak teratur.