
2. Menjadi Kepala Rumah Tangga yang Bijak
Salah satu ciri pemimpin yang baik adalah selalu adanya musyawarah. Setiap keputusan yang menyangkut rumah tangga sebaiknya dimusyawarahkan dengan sang istri dan mendengarkan pendapatnya.
Kemudian yang terpenting, seorang pemimpin harus menjaga keluarganya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah SWT. Selalu ingatkan istri dan anak untuk melakukan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Allah berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 6:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَArtinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
BACA JUGA:Begini Cara Berhubungan Suami Istri Sesuai Petunjuk Rasul, InsyaAllah Mempertahankan Keharmonisan
3. Memberi Nafkah kepada Keluarga
Pemberian nafkah adalah bentuk keseriusan dari seorang suami sebagai pemimpin rumah tangga. Suami harus benar-benar serius memperhatikan sandang, pangan dan papan bagi istri dan juga anaknya.
Suami yang tulus dan ikhlas mencari rezeki untuk keluarganya entah itu banyak ataupun sedikit sesuai kemampuan dan kesempatan yang ada, maka Allah menggantinya dengan balasan luar biasa di dunia dan juga di akhirat. Seperti perkataan beberapa hadits Nabi di bawah ini.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi)" (HR. Muslim no. 995).
BACA JUGA:Catat! Ini Waktu yang Baik Berhubungan Suami Istri Menurut Islam, Apa Keistimewaannya?
Sedangkan dalam hadis lain Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu." (HR. Bukhari no. 56).