Dia juga menyoroti perlakuan tidak adil terhadap siswa Jawa di sekolah, di mana meskipun memiliki kemampuan yang sama, mereka sering kali tidak diberikan pengakuan yang layak atas prestasi mereka.
Selain itu, dalam suratnya kepada Nn Zeehandelaar pada tanggal 18 Agustus 1899, Kartini mengkritik pandangan tentang kedudukan bangsawan berdasarkan keturunan.
Baginya, kebangsawanan sejati bukanlah tentang asal-usul keturunan, tetapi lebih pada keberanian, kebijaksanaan, dan kebajikan seseorang.
Kartini menegaskan bahwa sejatinya hanya ada dua jenis bangsawan: bangsawan pikiran dan bangsawan budi. Baginya, nilai sejati terletak pada karakter dan tindakan seseorang, bukan pada gelar atau status sosialnya.
Penggalan-penggalan surat Kartini ini tidak hanya mencerminkan pemikiran kritisnya terhadap ketidakadilan sosial dan diskriminasi, tetapi juga menggambarkan semangatnya untuk berjuang demi perubahan yang lebih baik.
Pesan-pesan ini terus menginspirasi banyak orang hingga saat ini, mendorong untuk terus berjuang dalam memperjuangkan hak-hak dan kesetaraan bagi semua.
Demikianlah, artikel kali ini mengenai surat-surat Ibu Kartini yang mencerminkan pemikirannya.
Sheila Silvina