Meski tidak digunakan sebagai pakaian tradisional di banyak daerah di Indonesia, di masa kini kebaya mampu menjadi penanda identitas bangsa.
Cara mengenakannya yang memakai stagen, kain batik panjang (jarik), selendang hingga konde membuatnya otentik Indonesia. Apalagi di tahun 1940-an Presiden Soekarno telah menetapkannya sebagai pakaian nasional.
BACA JUGA:5 Model Kebaya yang Cocok Untuk Hari Kartini, Layaknya Kartini Muda di Era Modern
Meski penggunaannya terbilang rumit, di zamannya kebaya kutu baru ini digunakan sebagai pakaian sehari-hari, untuk bekerja dan beraktivitas, yang umumnya dibuat dengan material tipis dan ringan.
Kebaya ini juga begitu populer saat digunakan oleh mantan Ibu Negara, Tien Soeharto. Meski desainnya sederhana, nyatanya jika dikenakan, kebaya kutu baru memang terlihat anggun di tubuh pemakainya.
BACA JUGA:7 Inspirasi Kebaya Simpel dan Elegan Untuk Hari Kartini, Ada Kebaya Baby Doll dan Kutubaru
Adapun berikut ini beberapa tips agar kebaya yang satu ini tetap terjaga kualitasnya:
1. Mencuci Kebaya dengan Tangan
Cara merawat kebaya yang paling utama ialah dengan cara mencucinya menggunakan tangan, bukan mesin. Hal ini tentu karena dikhawatirkan jika mencuci dengan mesin akan membuat kebaya kita menjadi rusak, melar atau bentuknya berubah.
Selain itu kebaya yang berbahan brokat juga dapat tersangkut ke pakaian lain. Mencuci dengan tangan mengurangi resiko pakaian menjadi luntur. Ingat, gunakan deterjen khusus untuk mencucinya.
BACA JUGA:Tidak Perlu Pakai Laundry, Berikut 9 Cara Mencuci Kebaya, Jangan Pakai Deterjen Penghilang Noda
2. Gunakanlah Deterjen Cair
Penggunaan deterjen cair pada kebaya kutu baru bukan tanpa sebab. Deterjen cair biasanya lebih mudah dibilas, tidak meninggal bekas juga mengurangi resiko pakaian menjadi luntur. Setelah dicuci tentu warnanya tetap akan cantik.
3. Menghindari Penggunaan Produk Pemutih
Sebagian orang mengira jika pemutih dapat menghilangkan noda yang menempel pada kebaya, padahal pemahaman ini begitu salah. Selain itu, cairan pemutih dapat merusak warna dan serat kain atau tekstur kebaya. Jika hal ini dilakukan terus-menerus, bukan tidak mungkin jika kebaya akan mengalami kerusakan dan rapuh.
BACA JUGA:Tidak Turun ke Medan Peperangan, Ini Alasan R.A Kartini Diangkat Menjadi Pahlawan Nasional