NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Cerita rakyat tentang penjaga gaib harta karun Kerajaan Bali dan kisah tentang Danau Batur.
Pulau Bali bukan hanya memikat wisatawan dengan keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga memperkaya pengalaman mereka dengan kumpulan cerita rakyat dan legenda yang kaya akan warna lokal dan kearifan budaya.
Dibalut dalam nuansa mistis dan keindahan alam yang memukau, pulau ini menjadi panggung bagi berbagai cerita yang mengisahkan keberanian, cinta, pengorbanan, dan keajaiban.
BACA JUGA:Hati-hati dengan Zodiak Ini! Berikut 4 Zodiak yang Konon Memiliki Kekuatan Supranatural
Salah satunya dalah cerita rakyat mengenai tentang penjaga gaib harta karun kerajaan Bali dan 2 cerita rakyat lainnya. Penasaran seperti apa kisahnya? simak berikut.
1. Kisah Asal Mula Selat bali
Asal mula Selat Bali menjadi sebuah kisah yang memukau, mengisahkan seorang Brahmana bernama Sidi Mantra yang dikaruniai Sanghyang Widya, harta karun, dan seorang istri cantik.
Dari pernikahan tersebut lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Manik Angkeran, yang tumbuh menjadi pemuda tampan dan pandai.
Namun, sayangnya, kelemahan Manik Angkeran terletak pada kecenderungannya untuk berjudi. Dia sering kali kalah dan bahkan menjadikan barang-barang orang tuanya sebagai taruhan, bahkan hingga meminjam uang untuk keperluan tersebut.
BACA JUGA:Kerajaan Hindu Tertua, Ini Legenda Pusaka Kerajaan Kutai yang Terpendam Setelah Sekian Lama
Dalam keputusasaannya, Manik Angkeran meminta bantuan kepada ayahnya, Sidi Mantra, yang kemudian memohon pertolongan kepada para dewa.
Suatu hari, terdengarlah suara gaib yang memberitahukan kepada Sidi Mantra bahwa di kawah Gunung Agung terdapat harta karun yang dijaga oleh Naga Besukih. Tanpa ragu, Sidi Mantra pun berangkat ke kawah Gunung Agung dan memanggil Naga Besukih.
Melihat kedatangan Sidi Mantra, sang naga pun menggeliat dan mengeluarkan emas berlian dari sisik-sisiknya.
Dengan penuh rasa syukur, Sidi Mantra menerima pemberian itu dan berterimakasih. Setelah menerima harta tersebut, Sidi Mantra memberikannya kepada Manik Angkeran dengan harapan agar tidak digunakan untuk berjudi lagi.
Namun, sayangnya, Manik Angkeran tidak mematuhi harapan ayahnya dan menghabiskan semua harta itu dalam permainan judi, kemudian kembali meminta bantuan kepada ayahnya.