Sidi Mantra, yang merasa kecewa dan putus asa atas perilaku anaknya, menolak permintaan tersebut. Tak gentar, Manik Angkeran memutuskan untuk mencari tahu asal-usul harta tersebut dengan mengambil bel milik ayahnya dan pergi ke kawah Gunung Agung.
Di sana, dia memukulkan bel tersebut dan dengan gemetar menghadapi Naga Besukih yang menakutkan.
Namun, menyadari kesalahannya, Naga Besukih memberikan peringatan kepada Manik Angkeran, memohon agar ia tidak lagi terlibat dalam aktivitas perjudian, dan mengingatkannya akan hukum karma.
Namun, niat jahat Manik Angkeran menguasainya, dan dengan tega ia menyerang ekor naga tersebut untuk mendapatkan lebih banyak harta.
Akibatnya, Naga Besukih marah besar dan menjilat kaki Manik Angkeran, yang langsung terbakar. Ketika Sidi Mantra mengetahui kematian anaknya, ia sangat sedih dan memohon kepada Naga Besukih agar memberikan kembali kehidupan pada putranya.
BACA JUGA:Misteri Lokasi Penyimpanan Harta Karun Kerajaan Sriwijaya, Dimana Kira-kira?
Naga Besukih, dengan hati yang masih marah, setuju untuk mengabulkan permohonan tersebut asalkan Sidi Mantra memulihkan ekornya yang telah dicabut oleh Manik Angkeran.
2. Kisah Bawang dan Kesuna
Kisah Bawang dan Kesuna merupakan salah satu cerita rakyat Bali yang mengisahkan tentang dua saudara, Bawang dan Kesuna, yang memiliki sifat dan nasib yang berbeda.
Bawang, sang anak manja, selalu mendapat perhatian khusus dari orang tuanya sementara Kesuna, sang kakak, selalu bertanggung jawab atas segala pekerjaan rumah.
Suatu hari, saat orang tua mereka pergi bekerja, Kesuna meminta bantuan Bawang untuk mengerjakan pekerjaan rumah, namun Bawang menolak dan membiarkan Kesuna mengerjakannya sendirian.
Ketika ibu mereka pulang, Bawang dengan sengaja membuat dirinya kotor dan menuduh Kesuna hanya bermain, sehingga Kesuna diusir dari rumah oleh ibunya.
Tersisih dan terluka hatinya, Kesuna pergi ke hutan dan bertemu dengan burung Cerukcuk Kuning. Dalam keputusasaannya, Kesuna meminta agar dipatuk oleh burung tersebut untuk mengakhiri hidupnya.
Namun, alih-alih mematuk untuk membunuh, burung Cerukcuk Kuning malah memberikan Kesuna mahkota emas dan perhiasan yang berlimpah, sebagai balasan atas kejujurannya.