Seiring perkembangan teknologi, kitab Primbon Jawa Kuno Mangkuprajan juga telah melalui tahap digitalisasi. Hal ini bisa disebut sebagai solusi mengingat kondisi kertas yang sudah rapuh.
Tak hanya itu, naskah dengan tulisan Jawa kuno dan pegon itu juga sudah ditransliterasi ke dalam tulisan latin agar lebih mudah dipahami.
BACA JUGA:Bantuan UMKM 2024 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftar, Bisa Melalui Online Lewat HP
4. Harus Hati-Hati
Pada manuskrip halaman 10-25 terdapat bagian berjudul "Azimat Tuwin Donga". Di sana terdapat muatan guna-guna, doa, dan mantra yang kebanyakan tentang pengasihan. Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian dalam mempelajarinya. Tidak boleh diikuti dengan tujuan atau cita-cita yang buruk.
Sementara itu, bagi yang belum tahun mari coba mengenal primbon Jawa kuno ini.
Sering dianggap menyimpan jawaban atas misteri di dunia ini, primbon Jawa kuno pun makin membuat penasaran masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), primbon adalah kitab yang berisikan ramalan (perhitungan hari baik, hari nahas, dan sebagainya).
BACA JUGA:Simulasi Pinjaman Easycash 2024, Plafon Rp 5 Juta, Syarat Pengajuan Mudah Hanya Perlu KTP
Bisa juga diartikan sebagai buku yang menghimpun berbagai pengetahuan kejawaan, berisi rumus ilmu gaib (rajah, mantra, doa, tafsir mimpi), sistem bilangan yang pelik untuk menghitung hari mujur untuk mengadakan selamatan, mendirikan rumah, memulai perjalanan, dan mengurus segala macam kegiatan yang penting, baik bagi perseorangan maupun masyarakat.
Pengetahuan dan pedoman hidup itu juga dianggap sebagai petuah dari para leluhur untuk kehidupan generasi selanjutnya. Melansir dari beberapa sumber, Primbon Jawa kuno diciptakan pada jaman pemerintahan Sultan Agung Mataram yang membuatnya berdasarkan kalender Jawa.
Kalender Jawa tersebut sebenarnya dibuat mirip dengan kalender Hijriyah yang digunakan oleh umat Muslim. Kalender ini memiliki 12 bulan yang sama dengan kalender Hijriyah, 7 hari yang sama seperti kalender masehi, dan 5 hari pasaran yaitu Kliwon, Wage, Pon, Pahing, Legi. Masing-masing hari memiliki nilai atau neptu yang bisa diketahui melalui rumus hitungan.
BACA JUGA:Jomblo? Ini Ada Mantra Pemikat Wanita Primbon Mangkuprajan, Begini Bacaannya!
Primbon bisa disebut sebagai bentuk kepercayaan masyarakat Jawa bahwa pergerakan alam semesta mempengaruhi perilaku manusia. Hal ini disebut Jagat Gedhe (semesta) dan Jagat Cilik (bumi dan manusia). Wajar jika perhitungan dalam primbon pun melibatkan neptu atau nilai tanggal lahir manusia.
Masalah percaya atau tidak, itu tergantung pada masing-masing orang. Namun, hingga sekarang masih banyak orang yang merujuk primbon untuk mengetahui sifat manusia, kecocokan jodoh, hari baik untuk menikah, dan aktivitas lain dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk lebih jelasnya, berikut fakta mengenai primbon lainnya di bawah ini!