1. Freeport
Siapa yang tak kenal tambang emas raksasa yang ada di Papua ini. Dalam data Freeport, dalam setiap ton konsentrat 26,5% adalah tembaga, Lalu setiap ton konsentrat mengandung 39,34 gram emas. Kemudian dalam setiap ton konsentrat mengandung 70,37 gram perak.
Cadangan ini akan terus ada hingga kontrak Freeport berakhir di 2041. Bahkan masih ada cadangan tembaga dan emas di bawahnya lagi sekitar 2 miliar ton, yang bisa terus digali hingga 2052, bila kontrak Freeport diperpanjang pemerintah Indonesia.
2. Martabe
Tambang emas yang berada di Sumatera Utara ini berada di bawah kendali PT United Tractors Tbk (UNTR) sejak Agustus lalu. Dengan akuisisi, UNTR resmi menjadi 95% pemilik saham PT Agincourt Resources yang mengelola tambang emas Martabe. UNTR juga anak usaha Grup Astra. Produksi di tambang emas Martabe pada kisaran level 300.000-350.000 ons/tahun.
3. Merdeka
PT Merdeka Cooper Gold Tbk (MDKA) bisa dibilang pemain baru di bidang tambang mineral. Perusahaan yang dimiliki oleh Saratoga ini menargetkan akan meningkatkan produksi mineral yakni emas, perak dan tembaga pada tahun ini.
BACA JUGA:Tabel Pinjaman KUR BRI 2024, Segini Tenor Maksimal Pinjam Uang untuk Modal Kerja dan Investasi
Corporate Secretary Merdeka Cooper Gold, Adi Adriansyah Sjoekri, mengatakan untuk produksi emas tahun ini target produksinya 180.000 Oz [ounce] sampai 200.000 Oz.
Produksi emas ini juga sempat naik dari realisasi produksi perusahaan sepanjang 2018 lalu yang sebesar 167.506 Oz. Peningkatan produksi ini didukung dengan adanya peningkatan produksi pada lapisan oksida di tambang Tujuh Bukit dari 4 juta ton menjadi 8 juta ton.
4. Renuka
PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) sebelumnya bergerak di sektor batu-bara, namun belakangan juga menggali emas. Perseroan resmi diambilalih oleh Wilton Resources Holding Pte. Ltd (WRH) dan saat ini memiliki kepemilikan sebesar 96,95% atas perusahaan.
BACA JUGA:Harta Karun Timah di Riau, Berikut Lokasi dan Jumlah Cadangannya, Auto Kaya
Mulai 2019 lalu, perseroan memproduksi emas dalam bentuk ore. Target produksi emas perusahaan diharapkan bisa mencapai 185.000 troy ons per tahun dan memperbaiki kinerja keuangan.
Pemasukan perusahaan mulai 2018 lalu hanya disumbangkan dari usaha management mining support service di Ciomas Gold Project yang akan dimiliki langsung oleh perusahaan. Tambang yang berlokasi di Jawa Barat ini memiliki total cadangan sebanyak 26 ton gold content.